Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Sabtu, 31 Maret 2012

8 Aktifis Republik Twitter

Jadi lupa, sejak kapan ya aku membuat status atau setia memelototi timeline FB. Bagiku era kejayaan FB itu sudah lama berakhir. Seperti kata orang, bahwa jika ada barang yang mirip namun kualitasnya lebih bagus, kita biasanya akan cenderung meninggalkan barang yang lama. Tapi tidak semua hal bisa diaplikasikan dengan filosofi ini. Efisien untuk hal-hal tertentu namun petaka untuk hal-hal yang lain. Semisal mungkin efisien untuk memperbandingkan android dan blackberry, namun bisa berujung petaka untuk urusan rumah tangga (apalagi nekad membandingkan istri sendiri dengan istri pak RT #eaa).

Republik twitter atau tweetland, begitulah banyak orang menyebut istilah sosial media bernama twitter ini. Beberapa bulan terakhir ini, aku cukup intensif membuat status sharing opini di sosial media microblogging ini. Twitter menawarkan suasana berbeda yang unik dibandingkan dengan FB. Suasana yang unik inilah yang membuat twitter semakin diminati banyak kalangan tak hanya masyarakat kecil, tapi juga tokoh terkenal di negeri ini.


Twitter dibuat sangat sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya. Tidak perlu dikesalkan dengan tag foto teman-teman yang narsis, atau foto iklan. Tidak perlu melihat langsung dengan foto ke-narsis-an sahabat yang langsung muncul di halaman depan wall FB. Di twitter, kita dibuat seminimal mungkin untuk narsis. Karena untuk menunjukkan foto kita di twitter, kita musti menguploadnya di layanan lain semisal yfrog atau twitpic yang tidak langsung muncul di layar sebelum kita meng-klik linknya. Dan yang lebih penting lagi, celoteh opini di twitter lebih dihargai daripada tampilan foto narsis.

Hal utama lain yang menarik dari twitter adalah layanan follow/unfollow. Ini sangat memudahkan pengguna untuk memilih siapa saja orang yang layak dilihat statusnya. Kalau tidak suka dengan celoteh orang, ya tinggal di unfollow saja :). Mungkin alasan inilah yang membuat tokoh-tokoh terkenal di negeri ini lebih suka menggunakan twitter untuk menyapa penggemarnya di se antero jagad daripada layanan media sosial yang lainnya. Ini lebih karena mereka tak wajib memfollow balik orang yang sudah memfollownya.

Ingin sekali rasanya menutup akun FB, namun urung karena ada beberapa page yang sering menjadi favoritku. Jadi deh : akun FB-ku hidup segan mati tak mau.

Selain ngeblog, sosial media apa yang sering kamu gunakan kawan?

Jumat, 30 Maret 2012

5 Harga BBM Naik? Logika Nurani

Hati ini kian tak terbendung untuk mencoba sedikit menyatakan opini tentang kisruh rencana kenaikan BBM dari seorang rakyat kecil ini. Saya tak akan mencoba memberikan hitung-hitungan ekonomi matematis macam Kwik Kian Gie untuk memberikan argumen perihal harga BBM perlu naik atau tidak. Tapi sebagai rakyat kecil, saya mencoba menggunakan logika nurani.

Kenaikan harga BBM hampir pernah selalu dilakukan oleh pemerintah semenjak jaman Bung Karno sampai dengan presiden sekarang terkecuali pemerintahan BJ Habibie dikarenakan masa pemerintahan yang relatif singkat. Dengan kata lain, harga BBM naik itu hal yang sangat lumrah terjadi seperti halnya harga bakso yang terus naik. Tapi pastilah semua sudah paham di luar kepala bahwa dampak kenaikan harga BBM ini akan memicu kenaikan harga kebutuhan bahan pokok yang lainnya. Ini yang akhirnya menjadi polemik.

Gambar diambil dari antarafoto


Belum lagi dengan infltrasi kepentingan politik yang selalu menyertai kisruh kenaikan harga BBM. Semuanya menjadi kian pelik. Rakyat kecil tak mengerti hitung-hitungan rumit anggaran APBN yang akan jebol jika harga BBM tidak naik. Yang mereka sangat paham adalah leher mereka semakin terjepit dengan situasi ekonomi yang kian sulit. Daya beli rakyat yang sangat minim. Di lain pihak, presiden dan pejabat masih enak dengan gaji yang melimpah. Sungguh sebuah ironi. Kadang terbesit sebuah pemikiran, kenapa tidak gaji pejabat saja yang dipangkas sekian persen untuk menutupi kemungkinan APBN jebol. Rakyat tiap tahun dituntut bayar pajak, namun beban kenaikan harga BBM kembali rakyat yang musti menanggung.

Kalau presiden dan para jajarannya bergaji kecil, tidak bermewah-mewahan mungkin nurani rakyat akan berpikir seribu kali untuk memprotes pemerintah. Tapi kenyataannya, derita naiknya harga BBM lebih dirasakan oleh penjual gorengan daripada pejabat pemerintah. Inilah yang saya sebut dengan istilah logika nurani. Presiden dan para pejabat musti harus lebih menderita ketimbang penjual gorengan terkait kenaikan harga BBM. Dengan dalih ini, rakyat akan lebih mudah mengerti kenapa harga BBM musti dinaikkan. Tapi jika fakta ini yang selalu muncul ke permukaan, maka rakyat tak akan pernah mengerti dan akan selalu protes terhadap kebijakan pemerintah terkait subsidi BBM.

Jadi ingat pernyatan salah satu tokoh nasional yang mengatakan dalam akun twitternya yang kira-kira berbunyi :
Ini pemerintah yang tidak bisa mengelola negara, tapi dampak ketidakmampuannya harus dilimpahkan ke rakyat.

Jadi buat apa dalih negara akan makin maju dengan menaikkan harga BBM, tapi ternyata faktanya rakyat kecil tercekik lehernya karena daya beli masyarakat rendah?.

Terakhir saya akan menilik salah satu contoh pemimpin yang layak menjadi tauladan setelah Rosulullah SAW. Beliau adalah sahabat nabi yang mulia, sangat berani dan tegas, tapi dilain sisi dia sangatlah sederhana dalam hidupnya. Beliau adalah Khalifah Umar bin Khattab. Umar sangat rela keluarga dan kerabatnya hidup serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat dalam mengelola kekayaan negara. Umar bin Khattab bahkan sering terlambat sholat Jumat hanya karena menunggu bajunya kering, karena beliau hanya memiliki dua baju. Kalaulah saya berandai-andai, beliau hidup di jaman sekarang, kesederhanaannyalah yang akan membuat rakyatnya mengerti kenapa harga BBM musti naik :). Wallahualam.

Kamis, 29 Maret 2012

7 Ketoprak

Rasanya mirip dengan pecel Madiun. Maklum. karena menggunakan bahan-bahan yang hampir mirip. Sambelnya lebih manis daripada pecel, tapi ada tambahan kecap dan taburan bawang goreng. Cara membuatnya rada unik, sambalnya langsung diulek diatas piring. Kemudian bahan-bahan seperti lontong dan kecambah, ditaruh kemudian diatas sambal tersebut. Berbeda dengan pecel atau lotek, dimana bahan utama seperti nasi dan lontong ditaruh sebagai dasar, sambal disiramkan diatasnya kemudian.



Suka makan ketoprak kawan?

Rabu, 28 Maret 2012

6 Sederhana di Dunia, Panjang Urusan di Akherat

Ketika sudah capek membincang dan gerah memelototi TL tweetland yang isinya tentang demo kenaikan BBM dan arogansi aparat keamanan menghadapi demo anarki mahasiswa, kali ini saya ingin sekali membincang hal lain yang berbeda. Bukannya tidak mendukung demo kenaikan BBM, tapi lebih ke usaha cooling down sejenak mencoba menjaga hati biar tidak panas apalagi keruh.

Beberapa waktu yang lalu saya terkejut mendengar kabar dari istri bahwa ada beberapa teman yang menikah namun ternyata itu merupakan dalih untuk menutupi aib si mempelai wanita yang sudah hamil duluan. Sebuah fenomena yang sudah tak asing lagi menerpa kehidupan kita sekarang ini. Fenomena yang sudah dianggap biasa oleh sebagian masyarakat, bahkan di daerah pedesaan sekalipun.

Menikahkan mempelai pelaku perzinahan ini cukup banyak menimbulkan keresahan tersendiri di kalangan masyarakat. Terlebih lagi masyarakat semakin dibuat resah dengan keputusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 tentang pengujian UU Nomor 1 Tahun 1774 tentang Perkawinan. Dalam putusan itu kurang lebih isinya mengisaratkan bahwa kedudukan anak hasil zina dijadikan sama dengan kedudukan anak yang lahir dari hubungan perkawinan yang sah, baik dari segi kewajiban dan perolehan nafkah, terutama hak waris. Sebuah keputusan yang sangat berbahaya. Sama saja artinya negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini sudah melegalkan perzinahan.

Sesungguhnya dalam syariat Islam pasangan pezina tidak boleh menikah sampai si anak dilahirkan. Karena jelas anak hasil zina akan mengikuti nasab sang ibu.
Nabi saw bersabda tentang anak hasil zina: “Bagi keluarga ibunya ...” (HR. Abu Dawud)

Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa anak hasil zina adalah anak dari suami dari perempuan yang melahirkannya (bukan anak dari laki-laki pezina).
"Dari ‘Amr ibn Syu’aib ra dari ayahnya dari kakeknya ia berkata: seseorang berkata: Ya rasulallah, sesungguhnya si fulan itu anak saya, saya menzinai ibunya ketika masih masa jahiliyyah, rasulullah saw pun bersabda: “tidak ada pengakuan anak dalam Islam, telah lewat urusan di masa jahiliyyah. Anak itu adalah bagi pemilik kasur/suami dari perempuan yang melahirkan (firasy) dan bagi pezina adalah batu (dihukum)” (HR. Abu Dawud)

Sungguh merinding saya membicarakan efek dari perzinahan ini. Betapa banyak di zaman sekarang ini, perbuatan zina dianggap biasa. Banyak orang menganggap jika ada perempuan hamil korban zina, kemudian dinikahkan maka kemudian 'urusan' dianggap selesai begitu saja. Sungguh sederhana di dunia, panjang urusannya di akherat.

Jadi ingat kejadian ketika saya masih kuliah di Surabaya. Waktu itu saya nge-kost di sebuah tempat kost yang cukup bebas. Cewek bisa masuk keluar kamar tak ada batasan. Bahkan seringkali saya melihat ada cewek berjilbab masuk kamar, pintu di tutup, satu jam kemudian baru keluar. Naudzubillah. Ngapain aja di dalam? kalau ndak ada apa-apa kenapa musti ditutup pintunya? bukankah salah satu ciri perbuatan dosa itu adalah takut diketahui orang lain. Kalau memang mereka sudah suami istri, kenapa tidak hidup serumah saja?. Saya yang saat itu masih cukup junior, tak berani protes apalagi galak mengusir.

Ada juga pengalaman ketika saya hidup di kota Bandung. Ketika itu ada teman salah satu kost yang membawa cewek. Sejenak kemudian pintu di tutup. Saya pun gerah, tak enak ngapain aja. Saya merasa cukup senior di tempat kost ini. Karena merasa mampu, akhirnya ku ketok pintu kamar tadi, dan setelah pintu dibuka kulihat si cewek mencoba membetulkan jilbab. Sekali lagi naudzubillah. Saya mengatakan :
Ini mbak nya keluarga apa bukan? kalau bukan keluarga lebih nyaman kalau pintunya dibuka saja, jadi tidak terkesan macam macam.

Sejenak kemudian si perempuan pergi meninggalkan TKP, nggak nyaman dengan sikap tegasku mungkin :).

Saat ini melakukan zina sangatlah gampang, apalagi di kota-kota besar. Modus kost-kostan, warnet, rumah kosong, kebuh sunyi. Hanya bisa berdoa, semoga kita selalu dibekali iman yang kuat untuk menghadapi tantangan syahwat ini. Kalau tidak ingin panjang urusannya di akherat nanti. Kalau kita berada di negara dengan hukum islam tegak, sudah pasti kita bakal dirajam memakai batu.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk “ (QS. Al-Isra : 32).

Dalam Hadist lain juga diriwayatkan :
Dari Abi Marzuq ra ia berkata: Kami bersama Ruwaifi’ ibn Tsabit berperang di Jarbah, sebuah desa di daerah Maghrib, lantas ia berpidato: “Wahai manusia, saya sampaikan apa yang saya dengar dari rasulullah saw pada saat perang Hunain seraya berliau bersabda: “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya menyirampan air (mani)nya ke tanaman orang lain (berzina)’ (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Selasa, 27 Maret 2012

10 Kasih Sayang Kambing

Demo besar-besaran hari ini diperkirakan akan digelar di sejumlah titik di wilayah Indonesia dalam rangka menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah. Saya tidak akan membahasnya dalam postingan kali ini, karena semua uneg-uneg sudah saya keluarkan di dunia tweetland TL @fifinnugroho. Jangan lupa di follow yah, biar kita tambah akrab :) (ngarep.com). Kali ini saya akan coba posting tulisan yang ringan-ringan saja. Maklum, ceritanya saja baru saja kembali dari kampung halaman. Jadi kondisi masih belum cukup fit untuk menulis topik yang berat-berat. Hampir sebelas jam berada dalam perut si ular besi membuat badan saya rasanya masih cukup penat meski sudah tidur semalaman.

Dalam postingan saya sebelumnya, saya mengungkapkan curahan hati bahwa sulit sekali membuat tulisan ketika posisi berada di kampung halaman. Namun meski begitu, dari sana saya membawa oleh-oleh berupa topik yang bisa diceritakan kepada teman-teman semua. Ceritanya saat itu saya baru saja tiba di rumah mertua setelah sebelumnya dijemput dari stasiun Madiun. Belum sempat melepas penat dan menghirup secangkir teh panas, tiba-tiba hape saya berdering menandakan ada sms yang masuk.
"Om, ga ngidul? wedhusku manak loro, lanang karo wedhok. "
Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia : "Om, tidak ke rumah selatan? (-maksudnya rumah orang tua saya, lokasinya memang berada di sebelah selatan-), kambingku beranak dua, jantan dan betina". Kira-kira begitulah sms dari keponakan saya yang saat ini duduk di kelas 4 SD.



Keponakan saya bernama Kingkin, dia suka sekali mendekati dua anak kambing yang baru belajar berdiri itu. Sesekali si ibu kambing menyeruduk ke Kingkin jika merasa anaknya dalam kondisi bahaya. Hemm kadang saya berpikir, begitu ya naluri seorang ibu kepada anaknya. Sebuah naluri dari seekor ibu kambing, meskipun sesekali tak sengaja si ibu membuat si anak kambing berteriak kesakitan karena tergencet si ibu yang sedang mlungker. Tidak tahu kalau ada anaknya yang tak sengaja tergencet oleh badannya sendiri. Lucu sekali melihatnya. Jika ada seorang ibu yang tega membuang anaknya ke tong sampah atau menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungannya, maka saya mengatakan dia tak lebih baik dari seekor kambing. Nyatanya kambing saja sangat mencintai anaknya. Maka kemudian ada pepatah bilang 'bahkan seekor harimaupun tidak ada memakan anaknya sendiri'.

Jumat, 23 Maret 2012

6 Saat Malas Menulis

Kampung halaman. Jika aku berbicara mengenai kampung halaman, maka satu diantara yang bisa diceritakan adalah lambatnya jaringan internet. Ditambah lagi dengan kondisi udara yang cukup panas membuat otakku benar-benar sudah membeku. Sungguh sebuah ironi, panas yang menghasilkan kebekuan. Tak ada sedikitpun ide menulis yang bisa kucurahkan. Tak ada sedikitpun aliran perintah dari otak kepada jari-jari tanganku yang malah liar membuka akun twitter. Jangan pernah tanya jaringan 3G disini, apalagi nekat bertanya mengenai layanan 4G. Silahkan bertanya tentang hasil kebun jeruk atau hasil panen kacang, maka dengan mudah sekali dijelaskan.



Maka pagi menjelang siang ini, aku ingin bertanya kepada teman-teman, apa yang membuatmu malas menulis kawan?

Kamis, 22 Maret 2012

3 Misi Berburu Jangkrik

Kupandangi lamat-lamat hamparan sawah padi yang baru saja di panen ini. Terbayang begitu banyak senyum dan harapan para petani tentang hasil panen triwulan ini. Namun terbayang juga akan sebuah senyum getir sebagian dari mereka yang memiliki hasil panen kurang memuaskan. Kita tahulah sendiri kawan, beberapa minggu belakangan angin puting beliung seringkali menerjang buas ke kawasan ini. Setelah jering payah berpeluh keringat mereka selama 3 bulan, bisa jadi hasilnya tidak sesuai dengan harapan awal. Namun beginilah realita hidup, kadang usaha keras tak mesti berbuah hasil pantas.

sawah panen

Memandangi lahan sawah yang baru saja dipanen, mengingatkanku pada sebuah kenangan masa kecilku. Lahan sawah yang baru saja dipanen ini menjadi tempat sasaran serbuan malam kami. Di tempat-tempat seperti inilah, jangkrik banyak ditemukan. Bunyi krik-kriknya lah yang membuat kami seringkali nekat memburunya malam-malam. Tahukah kawan, di malam hari yang sepi nan sunyi, jangkrik mudah sekali ditemukan dan ditangkap. Berbekal senter kecil dan kaleng bekas (nanti sebagai tempat menaruh hasil buruan), kami mengendap-endap serius memulai misi perburuan. Biasanya kami berangkat beramai-ramai (takut dengan hantu jika sendirian mah ^_^ ), bisa berkumpul sekitar 4-8 orang anak.

Biasanya jangkrik jantanlah yang menjadi perburuan utama kami. Mudah sekali membedakan jenis kelamin dari binatang serangga ini. Jangkrik jantan memiliki warna sayap yang agak unik. Ada semacam motif tertentu di bagian sayap punggung jangkrik jantan. Sedangkan untuk jangkrik betina, biasanya warna sayapnya cenderung polos hitam legam tanpa corak. Jangkrik jantan agresif sekali menggesekkan kedua sayap kanan-kiri untuk menghasilkan bunyi krik-krik yang khas. Sedangkan jangkrik betina cenderung lebih pemalu. Ini juga menjadi alasan mengapa kami tidak suka berburu jangkrik betina.

Selesai berburu, biasanya kami akan memelihara dan menaruhnya ke dalam sangkar yang terbuat dari tumpukan batang bambu yang sudah dipecah kecil-kecil. Tumpukan batang bambu tersebut dipasang berselang-seling untuk memudahkan si jangkrik bernafas serta mudah terlihat dari luar. Pada bagian sudut-sudutnya, kita ikat dengan kawat supaya bangunan sangkar kecil ini lebih kokoh. Untuk makanan serangga mungil ini, kita bisa kasih tanaman rumput krokot.

Pernah memelihara jangkrik kawan?

Rabu, 21 Maret 2012

6 Kerja Cinta Nadia #1

Hari masih sangat pagi. Mentari yang muncul dari ufuk timur belum juga menampakkan sinar sempurna. Langit terlihat bersemu merah laksana wajah putri malu. Namun kesibukan kampung ini rupanya sudah mulai berdetak sedari subuh hari. Bersiap menyongsong hari mereka masing-masing. Menyambut harapan keberkahan tercurah hari ini. Seperti biasa, para ibu sudah sibuk meneriaki anak-anaknya yang susah sekali bangun. Sebuah kelakuan klise anak-anak yang susah sekali bangun ketika hari masuk sekolah, namun unik sekali mereka bangun paling awal ketika hari libur. Sungguh lucu sekali melihat kelakuan mereka. Di lain sisi, para ayah terlihat sibuk berjalan-jalan di depan rumah sesambil ngobrol dengan tetangga atau membersihkan sampah kotoran yang ada di halaman dengan sapu. Pemandangan khas dari sebuah desa kecil yang berada di kaki gunung itu.

Nadia masih saja duduk terpeku di kamarnya. Mandi di pagi hari setelah sholat subuh masih menyisakan basah di ujung rambut hitamnya. Belum juga ia beranjak dari duduknya untuk segera mengenakan seragam. Hari ini hari senin, ada upacara bendera, dan kali ini dia kebagian menjadi inspektur upacara. Lima menit berjalan, dia masih saja duduk terdiam terpekur di sudut tempat tidur. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai menutupi hampir seluruh punggung dan pundaknya. Terlihat sangat manis. Nadia kembali mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. Ada secercah senyum yang bersembunyi dari wajahnya. Ada rasa kesyukuran tiada terkira yang dia rasakan. Sebuah penantian yang cukup panjang. Setelah 6 tahun menikah, akhirnya dia diberi amanah oleh Allah hamil ketika umurnya sudah menginjak 32 tahun. Ucapan tasbih dan tahmid seringkali terhias di bibirnya. Hari-hari ini dia masih saja sendiri. Suaminya yang bekerja di luar kota, eh lebih tepatnya di luar pulau, jarang sekali pulang. Membuatnya harus ekstra sabar menghadapinya, innallaha ma'ana.

Semenit kemudian Nadia memandangi tas yang tergeletak rapi di atas meja kerjanya. Segala sesuatu yang musti dibawa di pagi hari memang sudah biasa ia persiapkan malam harinya sebelum tidur. Namun tiba-tiba serasa ada yang mengingatkan, terhenyak dia berdiri dan kemudian buru-buru mendekati lemari pakaian untuk berganti pakaian seragam. Hari ini tidak boleh terlambat sedikitpun. Jam bundar dengan warna gabungan coklat tua dan biru muda di dinding sudah menunjukkan pukul 05.50 WIB. Masih ada banyak waktu untuk berberes.

Tapi tiba-tiba saja,

"Mbak Nadia!... mbak!!", Muhammad Al Fatih, adik kandung dan saudara satu-satunya berteriak dari luar kamar.

"Ada apa dik?.


Bersambung ...

Selasa, 20 Maret 2012

6 Insomnia

Hadeh, dalam postingan hari ini saya ingin curhat ah. Yah apa salahnya ngikuti kebiasaan presiden kita (seorang panglima tertinggi angkatan bersenjata RI) yang suka sekali curhat :). Jadi beberapa minggu terakhir ini saya mengidap penyakit insomnia. Entahlah, mungkin ada hubungannya dengan sudah lamanya saya tidak bersitatap dengan si kecil. Ha ha.. padahal si kecilnya belum lahir juga :). Memang sih, sudah hampir 5 minggu ini saya belum pulang ke kampung halaman. Sebuah waktu yang terbilang tidak biasa. Sebuah kerinduan yang mungkin berujung susah tidur.


Diambil dari gambar-lucu.com


Ada yang menarik dari penyakit insomnia yang saya idap. Biasanya saya akan susah tidur kalau mata belum terpejam sebelum jam 10 malam. Jika sampai jam 10 malam mata ini belum terlelap juga, maka alamat bakal susah tidur sampai jam 1 atau jam 2 pagi :( .

Sering mengalami susah tidur / insomnia kawan?

Senin, 19 Maret 2012

6 Layang-layang

Angin semilir membawa hawa segar memainkan anak rambut. Sejenak aku menghentikan laju motor bututku, ada pertunjukan menarik rupanya. Pertunjukkan yang jarang aku temui di kota besar ini. Hei..lihatlah kawan, jarak lokasi ini dengan tempatku tinggal tak lebih dari 1 km. Sudah sering aku melewati tempat ini, namun belum pernah sempat aku menuliskannya. Terbentang sawah hijau nan luas terhimpit bangunan rumah yang setiap saat bisa saja mengancam keberadaannya. Ini di kota kawan!.

Puluhan anak kecil sedang asik bermain layang-layang ditengah sawah


Tersuguh diatasnya, semarak beterbangan segi empat kertas dengan tulang batang bambu menari-nari. Sungguh damai kurasa, melihat anak-anak kecil itu tertawa berlarian memainkannya. Terkembang tawa tulus tanpa sedikitpun ada secuil sandiwara.

Pernah bermain layang-layang di tengah sawah kawan?

Minggu, 18 Maret 2012

14 Tulisan, Sebuah Takaran Kecerdasan?

Sudah beberapa kali dalam tulisan-tulisan saya terdahulu seringkali mencuplik pernyataan penulis novel Habiburahman El Shirazi. Ini hanya karena saya ingin langsung belajar dari ahlinya. Belajar dari sang pakar, akan membuat kita melompati beberapa tahapan pembelajaran yang tidak perlu. Secara otomatis ini akan menekan rentang masa waktu belajar. Khusus di tanah air, saat ini hanya ada dua novelis Indonesia yang mampu menarik perhatian saya dengan sangat. Sehingga banyak diantara karya-karya yang lahir dari mereka mengisi sebagian besar porsi rak buku saya. Mereka berdua adalah Tere Liye dan Habiburahman El Shirazi. Khusus untuk Habiburahman El Shirazi, saya dengan sangat mudah bisa belajar dari beliau dari banyaknya ceramah/bedah buku yang tersiar dari banyaknya media online. Sedangkan Tere Liye, sampai detik ini saya masih menganggap dia sebagai sosok yang misterius. Meskipun karya-karyanya banyak yang fenomenal, namun lagi-lagi kesan yang hadir adalah pembaca tidak memiliki akses yang banyak dalam membongkar kepribadiannya :). Dan sunggun Tere Liye memang sosok penulis yang misterius.

Suatu ketika Habiburahman El Shirazi atau akrab dipanggil kang Abik mengisi sebuah acara bedah buku. Dalam acara tersebut beliau mengisahkan ada seseorang yang ingin sekali menjadi penulis namun takut untuk menulis. Dia mengatakan bahwa ketika dia menulis sesuatu topik, kemudian dia takut kalau-kalau tulisannya dibaca oleh orang dan pada akhirnya orang lain akan menakar kecerdasan dia. Sejenak saya mencermati kisah yang diuraikan oleh kang Abik ini. Tulisan adalah medium menakar kecerdasan seseorang. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga kalimat ini. Sebagai contoh saya sendiri. Ketika saya menulis, maka secara otomatis saya akan mengeluarkan seluruh pengetahuan saya yang sesuai dengan topik yang sedang saya tulis. Maka dengan mudah seorang pembaca akan mengetahui pengetahuan yang ada pada diri penulis sesuai dengan topik yang dibahas. Kalau tulisannya banyak, maka disitulah kita bisa dengan mudah menakar kecerdasan penulis.


Ketika saya menggunakan kata 'penulis', sebenarnya yang saya maksudkan adalah semua orang yang suka menulis dan produktif mengeluarkan tulisan. Entah dia penulis profesional, ataupun dia hanya penulis blog seperti saya. Kesemuanya saya sebut penulis karena memang kesemuanya sama-sama menggunakan kata kerja yang sama yakni 'menulis'. Bedanya, yang satu dipublikasikan secara profesional menjadi sebuah buku, sedangkan yang satunya lagi dipublikasikan via blog dengan maksud untuk berbagi. Mengenai ungkapan bahwa tulisan adalah takaran kecerdasan, bagi saya orang yang sudah menulis dan mempublikasikan tulisannya layak disebut seorang yang pemberani. Kalaupun itu benar dia tidak cerdas tapi saya bilang dia adalah seorang yang pemberani. Karena tidak sedikit orang yang suka menulis (meskipun tulisannya luar biasa bagus), namun ternyata hanya untuk konsumsi pribadi. Merasa takut dibaca oleh orang lain dan kemudian ditakar kecerdasannya. Namun akan lain ceritanya jika apa yang ditulis adalah sebuah diary pribadi :).

Entahlah.. bagi saya pribadi, menulis itu adalah pekerjaan hati dan perasaan. Karena ketika hati sudah bicara, maka tak ada lagi istilah cerdas dan tidak cerdas.

Sabtu, 17 Maret 2012

8 Engineer, Sastra dan Sosial

Ketika kita berbicara kehidupan penulis sastra, maka yang ada dalam benak kita adalah rasa sosial yang tinggi. Kita bisa melihat dengan jelas bagaimana untaian tulisannya mampu menyapa sekian banyak orang. Sajak dan puisinya mampu menggugah dan menguatkan jiwa dan hati pembacanya. Melantunkan bait-bait puisi yang indah nan dalam, serasa menyentuh perasaan siapa saja yang mendengarkannya. Maka saya langsung teringat dengan sebuah ungkapan bahwa 'Tulisan/lisan yang bersumber dari hati, maka akan jatuh mengena ke hati pula bagi yang membaca/mendengarkannya'. Sastra yang bagus adalah sastra yang bersumber dari hati. Maka tak heran seorang sahabat Nabi yang mulia, Umar Bin Khattab pernah mengungkapkan "Ajarkanlah anak-anakmu sastra, karena sesungguhnya sastra itu menguatkan sekaligus melembutkan hati".

Lain halnya kalau kita berbicara mengenai kehidupan seorang engineer atau ilmuwan. Dengan latar belakang ilmu eksakta, terkadang kehidupan manusia jenis ini sedikit terbilang anti sosial. Saya tidak mengatakan semuanya, tapi sebagian besar mengalami nasib seperti itu. Seorang engineer/ilmuwan sedikit banyak kehidupannya dihabiskan dengan mempelajari bidang ilmu yang dia digeluti. Dengan bekal eksploitasi otak kiri, mengotak-atik rumus-rumus baru, membaca paper internasional untuk kemudian diterjemahkan dalam sintac program yang dia kembangkan. Seringkali yang ia hadapi bukanlah manusia yang memiliki perasaan. Yang ia hadapi kebanyakan adalah kertas-kertas rumus atau komputer yang sama sekali tidak memiliki perasaan. Maka ada ungkapan lucu yang mengatakan 'Engineer itu sungguh tidak punya perasaan' :) .


Fenomena engineer yang anti sosial ini rupanya dipelajari dan dikembangkan dengan sangat baik oleh pegiat film drama di Jepang. Adalah dorama yang berjudul Kekkon Dekinai Otoko berhasil mendeskripsikan dengan baik jiwa anti sosial seorang engineer. Film ini menceritakan bagaimana seorang arsitek yang sangat berhasil dalam karirnya, namun kurang bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seringkali dia melontarkan kalimat yang tidak nyaman kepada rekan-rekan di kantor dan juga tetangga apartemennya. Dengan tingkah lakunya yang seperti itu akhirnya dia dijauhi oleh orang-orang yang baru saja mengenalnya. Bahkan orang yang sudah lama mengenalnya pun tidak diijinkan berkunjung ke rumahnya. Selepas pulang kantor dia seringkali menyendiri di dalam apartemennya. Dan kalaupun dalam hal makan, dia selalu saja suka makan sendiri, cenderung tidak pernah mengajak makan rekan-rekan di kantor. Rupanya dia terjangkit sebuah virus rasa anti sosial tingkat akut. Satu hal yang membuat orang-orang disekitarnya tetap 'mendekatinya', adalah kompetensi dalam hal pekerjaan yang dia kuasai.


Berbicara mengenai diri sendiri, sejak kecil saya sudah mulai menyukai hal-hal yang berbau eksak. Maka ketika masuk ke jenjang perguruan tinggi saya memilih bidang ilmu eksakta. Itu lebih karena saya merasa disitulah bakat saya ada dan terus berkembang. Namun 2-3 tahun terakhir ini saya mulai menyukai hal-hal yang berbau sastra. Sebenarnya saya sendiri tidak terbilang anti sosial juga. Namun disini saya mulai sadar bahwa sebenarnya saya memiliki peluang emas untuk sedikit menutupi rasa anti sosial ke-engineer-an saya. Yah.. dengan menulis, saya merasa sedang menyapa banyak orang. Berkomunikasi dengan mereka yang mungkin secara fisik tidak dekat.

Jadi teringat kata-kata Habiburahman El Shirazy dalam novel Cinta Suci Zahrana yang mengatakan bahwa :
Mengungkapkan perasaan lewat tulisan itu lebih mudah daripada lewat lisan. Karena jika kita salah dalam kata, maka dengan sekejap kita bisa mengganti struktur kalimatnya sehingga tidak menimbulkan multitafsir. Berbeda ketika kita mengungkapkan perasaan lewat lisan, kalau kita salah dalam berkata-kata, kemungkinan bisa saja dipahami salah oleh objek bicara.

Jumat, 16 Maret 2012

6 Puisi Hati #2

Di dalam sunyi nan sendiri, aku tunduk terdiam merenungi diri.
Merindui gelak tawa kecilmu yang selama ini belum jua aku temui.
Seringkali aku merenung dalam sedih, ingat semua dosa-dosa yang kulakui,
Menjadikan rejeki itu akhirnya tak jua kunjung kudapati.

Namun, azzam kuat membuat bibir ini tetap berucap alhamdulillahi Rabbi.
Janji terhadap hamba-hambaMU yang selalu berdoa di temaram sunyi,
Memanglah tak akan pernah meleset apalagi mengingkari.
Kalaupun ia tak akan hadir di dunia ini,
Pastilah Engkau akan kabulkan doaku nanti di akherat hakiki.



Ya Allah yang Maha Pemberi Rejeki.
Terima kasih atas semua nikmat yang telah Engkau beri.
Jangan jadikan kami ingkar akan tiadanya nikmat secuil ini,
Dibandingkan dengan jutaan nikmat yang sudah kami dapati.

Dan kini.. Alhamdulillahi Rabbi, saat telah pasrahnya hati dalam menanti
Engkau akhirnya amanahi kami dengan sesuatu yang selama ini sungguh terindui.
Kami hanya bisa bersujud dalam sepi,
Menitikan air mata kesyukuran atas nikmat sungguh besar bagi kami.
Sungguh tak akan pernah kami sia-siakan amanah ini,
Akan kami jadikan dia, mujahid/mujahidah dalam membela dien yang agung ini.

Ya Allah..
Jadikanlah kami hamba-hamba yang senantiasa berucap syukur,
Jangan jadikan kami hamba-hamba yang seringkali kufur.


*Puisi untuk si kecil yang sudah lama kami rindui. Saat ini dia tengah menyempurnakan diri.

Kamis, 15 Maret 2012

4 Di Atas Papan Motif Kotak

Sebelumnya ingin minta maaf jika postingan saya kali ini cukup berat, dan mungkin akan menimbulkan perdebatan. Tapi beginilah suasana hati saya pagi ini. Ide yang keluar adalah apa yang saya posting di bawah ini, tak mendapatkan ide lain pagi ini :) . Ikan yang saya bahas kemarin rupanya dapatnya ikan paus di postingan ini, ikan mujaer-nya tidak ketemu. Jadi terpaksa deh posting ide ini. Yah.. selang-seling deh, kadang topik ringan (seringkali), dan kadang topik yang berat (sekali-kali) :) .

* * *
Mataku mendelik tajam ke sebuah papan berbentuk persegi dengan corak kotak-kotak persegi kecil 8x8 itu. Sementara otakku sibuk berpikir menyiapkan strategi jurus apa yang akan aku lancarkan pada giliran berikutnya. Sementara di depanku duduk termenung kawanku yang sedang berpeluh menatap papan hitam putih itu. Kali ini gilirannya. Namun sudah satu menit berlalu, dia masih saja menatap kosong papan itu. Aku hanya bisa menebak, strategi apa yang dia rencanakan kali ini. Omong kosong dengan aturan internasional yang mensyaratkan waktu untuk berpikir sebelum habis gilirannya. Bagi kami, intinya adalah gertakan. Yah, bilang saja "Hayoo..kawan! ah lama banget mikirnya!. Semua bakal berjalan dengan lancar. Kalau-kalaupun tidak berjalan dengan lancar, paling-paling papan kotak-kotak bermotif hitam putih dengan puluhan bidak itu terbalik atau paling sial berhamburan disertai dengan alasan yang tak dapat di terima , 'sudah ah.. capek, mau makan dulu!'.

Yah siang ini semua jam mata pelajaran sudah selesai. Sebagai salah satu siswa yang cukup aktif dengan kegiatan extrakurikuler, aku tak langsung pulang ke rumah (atau lebih tepatnya ke kost). Jam setengah 2 nanti ada rapat pramuka untuk membahas salah satu program kerja andalan dalam kepengurusan kami setahun ini. Selesai sholat dhuhur rupanya masih cukup banyak waktu untuk menunggu rapat pramuka dimulai. Bukannya melanjutkan dengan baca buku atau tilawah Al Quran, eh aku dan salah seorang temanku malah bersepakat nakal untuk bermain catur barang sekali putaran saja.

Di dekat gerbang keluar masuk sekolahku ada markas satpam yang di dalamnya ada papan catur yang biasa digunakan satpam untuk membunuh waktu. Dengan sedikit rayuan, akhirnya satpam itu membiarkan kami meminjam papan catur itu. Setelah mengucapkan terima kasih sambil melemparkan senyum simpul, dalam hitungan beberapa detik papan catur itu sudah berdiri 16 bidak yang sudah siap dimainkan.


Ilustrasi main catur oleh tetanggaku di desa



Ketika kami tengah asik fokus dengan pertarungan strategi bidak catur ini, tiba-tiba ada seorang teman kami yang terkenal aktif di rohis sekolah menyapa kami. Intinya dengan tegas dia mengatakan kepada kami kalau permainan catur itu dilarang dalam islam. Saat itu aku terhentak seketika tak mengerti, sambil berpikir 'masak sih?, kok aku baru mendengarnya ya?'. Memang sih, saat-saat SMU adalah saat-saat dengan ghirah keislaman yang super tinggi. Nanti puncaknya ketika sudah menjadi mahasiswa. Makanya, biasanya kata-kata yang keluar adalah ini boleh, ini ndak boleh, atau ini haram, ini halal. Padahal di dalam hati itu ada sebongkah niat, yang kita tidak tahu dalamnya seperti apa. Dan ketika teman saya itu berkata ini di larang dalam islam, artinya kan hukumnya haram.

* * *

Sejak saat itu saya menjadi terkesan menghindari permainan ini. Meski saya tidak bersepakat dengan kalimat peng-haram-annya, tapi saya cukup bersepakat dengan lahwun wa la’ibun (sesuatu yang melalaikan). Banyak hadist yang meriwayatkan tentang catur ini. Namun semua hadits yang menyatakan tentang catur dikatakan oleh Ibnu Katsir sebagai hadits yang tidak shahih sama sekali. Hal ini didukung oleh fakta masa lalu bahwa permainan catur baru ada pada zaman sahabat (zaman nabi belum ada). Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di referensi yang saya kasih di link paling bawah. Saya kurang ilmu untuk menjelaskan disini.

Dengan membaca uraian hadist dan pembahasan panjang lebar ust Farid Nu'man, bisa diambil kesimpulan bahwa catur itu bisa saja mirip dengan apa saja yang melalaikan. Tapi bukan menjadi justifikasi bahwa main catur itu haram!. Catur bisa saja seperti mengelola blog. Misal ketika waktu sholat sudah tiba, kemudian kita masih saja terbuai dengan membuat tulisan blog atau memodifikasi blog, maka pekerjaan ini menjadi terlarang karena telah melalaikan :). Jika main catur dengan kondisi tertentu yang dia tidak melalaikan (wah contohnya apa ya?), maka ya ndak papa :). Kalau kalau kita menyebut istilah 'melalaikan', maka kata ini menjadi sangat luas. Main PS bisa melalaikan, rekreasi bisa saja juga melalaikan, atau main game Age Of Empires bisa juga melalaikan.

Hanya sebuah coretan dari diri hina yang kurang ilmu ini. Halal haram itu dari Allah dan disampaikan sangat jelas oleh Rosulullah. Jika tidak ada di dalam Alquran dan riwayat hadits yang shahih, maka tidak selayaknya kita mengatakan ini halal, ini haram. Wallahu A’lam.

-Cerita diambil dari pengalaman nyataku waktu masih tingkat SMU dengan beberapa tambahan/modifikasi cerita. Tapi esensi makna tetap dipertahankan.

Rabu, 14 Maret 2012

16 Menulis Ide

Sudah beberapa minggu ini saya mencoba rutin membuat postingan di blog ini setiap hari. Kenapa setiap hari? karena sebenarnya sudah lama saya menginginkan tulisan saya lebih mengalir dan enak dibaca, maka salah satu metodenya adalah dengan memaksakan diri untuk sering menulis. Dengan rajin menulis, maka kita akan memiliki ribuan pengalaman dalam pengejawantahan ide. Saya akan lebih tahu mana kalimat yang enak dibaca dan mana kalimat yang tidak enak dibaca. Itu semua bisa terlihat dari sebuah pengalaman menulis. Dan pengalaman akan otomatis menghasilkan jam terbang.

Saya jadi teringat akan sebuah film anime berjudul Naruto (pasti sudah pada tahu kan!). Suatu ketika Naruto mempelajari suatu jurus bernama Rasengan Rasenshuriken. Nah untuk menguasai ilmu ini, Naruto harus membuat cloning diri (menggandakan diri) untuk mencari pengalaman sebanyak mungkin dari usaha belajarnya. Dan ternyata ini sangat efektif. Jurus yang harusnya dikuasai dalam waktu berbulan-bulan, mampu dikuasai oleh Naruto dalam waktu yang cukup singkat. Ini karena Naruto mendapatkan pengalaman yang sangat banyak dari cloningan diri ini. Perumpamaan ini berlaku juga bagi penulis.



Hal yang paling sulit dilakukan ketika hati sudah berazzam untuk menulis setiap hari adalah mencari ide tulisan. Mendapatkan ide setiap hari itu susah-susah gampang. Ini juga yang seringkali saya hadapi. Maka dalam hal ini saya sebagai penulis blog amatiran ingin mengutip apa yang disampaikan oleh novelis nomor satu Indonesia Habiburrahman El Shirazi.
Ide itu seperti ikan yang ada dilautan lepas. Tentu kita tidak bisa menghitung jumlahnya bukan?. Artinya jumlahnya sangatlah banyak. Nah penulis itu ibarat nelayannya. Nelayan terdiri dari 2 tipe yakni nelayan malas dan nelayan kreatif. Nelayan malas seringkali sekedar duduk-duduk di pantai sambil ngopi berharap ada ikan besar terdampar dan mati kemudian bisa pulang membawa ikan besar itu. Kejadian ini memang seringkali ada, tapi berapa kali terjadi dalam setahun?. Pasti tentu sangatlah jarang. Nah, sedangkan nelayan kreatif adalah nelayan yang mengerahkan segenap usaha menggunakan berbagai cara untuk menangkap ikan. Ada yang menggunakan jala, pancing dan bahkan ada yang membentuk kelompok-kelompok nelayan. Perumpamaan ini berlaku juga bagi penulis. Ide berkeliaran dimana-mana layaknya ikan di laut. Semua tergantung pada diri kita sendiri, ingin kreatif atau tidak.

Ini yang akhirnya menantang saya untuk bisa menulis setiap hari. Saya harus bisa mendapatkan ide-ide yang berkeliaran itu. Saya harus bisa menjadi penulis kreatif. Tak harus dibuat tulisan panjang-panjang, tapi mampu memberi inspirasi. Tak mesti harus diperuntukkan bagi orang lain namun lebih ke inspirasi diri. Karena terkadang ada keinginan dalam hati ingin membuat tulisan yang panjang, tapi kemudian berujung pada off berbulan-bulan. Lebih baik menulis pendek-pendek namun bisa disajikan setiap hari. Artinya disini kita bisa menangkap ikan setiap hari.


Diambil dari osolihin.net


Saya memaparkan opini diatas tidak dengan tanpa bukti. Setidaknya usaha saya untuk sering menulis sudah mulai membuahkan hasil. Setidaknya menurut saya pribadi, tulisan saya sudah mulai mengalir, (emangnya air!). Itu pendapat saya sih!, (wah .. ini mah jadinya pendapat subjektif :) ) Soalnya saya suka ketawa sendiri baca tulisan saya 4 tahun yang lalu DISINI :) (ketawa sendiri? awas gila!).

Resep jadi penulis hebat itu ada 3M, menulis, menulis dan menulis. -Kuntowijoyo-


-Sekian, semoga menginspirasi -

Selasa, 13 Maret 2012

11 Subsidi BBM di Negeri Age Of Empires

Tadi malam sempat menyalakan televisi untuk menonton apa ada topik menarik yang bisa disimak. Sebenarnya berharap sekali ada tayangan mengenai hasil pemilu kabupaten Bekasi, tapi ternyata dua stasiun TV yang terkenal dengan bahasan politik (pasti sudah tahu kan?) itu lebih banyak membahas mengenai kasus Nazarudin dan heboh kenaikan BBM. Tapi tak apalah. Daripada tidak mengikuti perkembangan berita, akhirnya channel tidak saya ganti lagi ketika Tipi Wan menghadirkan 3 narasumber kelas wahid untuk membahas rencana kenaikan BBM yang dilakukan oleh pemerintah.

Tiga narasumber tersebut adalah bapak wamen ESDM Widjajono Partowidagdo (ini jujur saya baru tahu nama beliau setelah cari di google :) ), Anggito Abimanyu, dan Kwik Kian Gie. Dua nama terakhir sudah sangat akrab di telinga saya. Bahkan Pak Anggito ini termasuk tokoh nasional yang cukup saya kagumi terkait dengan kemampuan dan kompetensi yang beliau miliki dalam hal tetek bengek kebijakan fiskal. Yah mungkin ini sebagai timbal balik setelah 'dosa' yang saya lakukan ketika SMA dulu. Lha emang saya ngapain di SMA? trus apa hubungannya dengan bapak Anggito Abimanyu? Hik hik penasaran? yah.. apalagi kalau bukan keseringan saya ngantuk ketika jam pelajaran ekonomi :) .



Obrolan semakin menarik ketika pak Kwik Kian Gie membeberkan hitung-hitungannya mengenai pendapatan negara dari sektor minyak kemudian keterkaitannya dengan subsidi BBM. Saya bukan pakar ekonomi, tetapi cukup mengikuti perkembangan ekonomi. Pemaparan pak Kwik Kian Gie (tidak persis sama) tapi kira-kira seperti ini :
Subsidi BBM adalah selisih antara harga minyak yang diproduksi pertamina yang sesuai dengan harga internasional dengan daya beli masyarakat terhadap BBM yang ditetapkan pemerintah. Katakanlah pemisalan harga minyak pertamina sebesar A, kemudian pemerintah meminta pertamina menjualnya kepada rakyat dengan harga B. Dimana A>B dan A-B = C. Sehingga akibatnya pemerintah musti nombok kekurangan C kepada pertamina. Nilai C inilah yang disebut dengan subsidi. Karena Indonesia ini termasuk penghasil minyak (meskipun tidak tergolong kaya minyak), meskipun pemerintah memberikan subsidi C tetaplah negara kita ini masih surplus. Surplus ini sebesar 95 trilyun uang tunai. Sebuah nilai yang sangat besar, dan bohong besar 'jika subsidi tidak dicabut, maka APBN akan jebol'.

Mengenai bagaimana menghitung surplus ini kok bisa menghasilkan angka 95 trilyun rupiah (semoga saya tidak salah dengan besaran nilainya) bisa dilihat di banyak media online. Tidak saya detailkan di postingan ini. Meskipun Anggito Abimanyu cukup sepakat dengan hitung-hitungan Kwik Kian Gie yang tentu saja semakin mengingatkan saya akan pelajaran ekonomi waktu SMU, namun Anggito tetap menganggap APBN bisa saja jebol. Kenapa? karena surplus ini tetaplah digunakan oleh pemerintah untuk anggaran-anggaran yang lainnya (misalnya untuk mencerdaskan rakyat, infrastruktur, bayar hutang dll). Jadi APBN bisa saja jebol. Ini belum bicara efek korupsi yah!

Oke cukup, saya tidak akan membahas lagi debat terbuka 3 pakar kelas wahid mengenai pembahasan subsidi BBM tadi malam. Karena memang saya tidak ada kapasitas ilmu untuk melanjutkan pembahasan. Setidaknya disini kita sudah bisa belajar sedikit bagaimana seni mengelola keuangan negara. Namun uniknya, entah kenapa ketika selesai mendengar pembahasan subsidi BBM di televisi tadi malam, pikiran saya langsung mengarah kepada sebuah game strategi perang bernama Age Of Empire. Aneh ya? :)



Game ini menuntut kita untuk bisa mengelola sebuah negara untuk bisa kuat secara ekonomi, dan militer yang pada ujungnya dituntut untuk menghabisi negara lain yang menjadi musuh kita. Jadi kita harus memperhatikan keuangan negara, kemudian produksi tambang emas, makanan dan kayu. Jika sumber daya yang ada di negeri kita ini ternyata dimanfaatkan oleh musuh, maka kita harus memproduksi tentara untuk mengamankannya. Namun untuk membuat tentara, terlebih dahulu kita harus membuat dulu markas tentaranya. Nah untuk membuat markas tentara, kita harus mengorbankan sejumlah nilai uang dan kayu. Disinilah seninya kawan :). Kadang ketika kita tengah asik membangun ekonomi, tiba-tiba negara lain sudah melancarkan perang. Padahal kita belum mempunyai serdadu satupun. Dan ketika ingin membuat markas, persediaan kayu menipis. Walhasil kalahlah kita :( .

Kawan, pernahkah main game strategi perang seperti Age Of Empires, Rise Of Nation?

Senin, 12 Maret 2012

6 Nasihat Syekh Ali : Antara Adzan dan Sholat

KIra-kira dua tahun yang lalu, ada sebuah acara di televisi yang selalu menarik perhatian saya. Acara itu bertajuk 'Indonesia Menghafal Al Quran'. Acara tersebut ditayangkan di TPI (sekarang MNC TV) setiap hari Minggu siang (jam 13.00 WIB) yang dibawakan oleh ustadz kondang Yusuf Mansyur. Dari judulnya saja acara ini sebenarnya sudah sangat menarik dan menginspirasi. Indonesia Menghafal Al Quran, artinya mangajak dan memprovokasi seluruh bangsa Indonesia yang mengaku muslim untuk menghafal Al Quran. Sebuah acara yang sangat mendidik ini laksana setitik jarum kecil ditengah lautan tontonan yang sangat tidak mendidik.

yusuf mansyur, indonesia menghafal

Semakin menarik ketika ustadz Yusuf Mansyur menghadirkan Syekh Ali Jabber, seorang ulama keturunan Arab yang sekarang menetap untuk berdakwah di Indonesia. Ini mungkin juga karena istrinya (Umi Nadia) adalah orang asli Indonesia. Dari kabar yang saya dapatkan, Syekh Ali ini sudah hafal Al Quran umur belasan tahun, subhanallah. Di acara itu Syekh Ali menjadi narasumber utama bagaimana mengucapkan lafadz huruf Al Quran dengan benar (sesuai logat Arab). Dan sejak saat itu juga, saya mulai tertarik dengan keluasan ilmu seorang Syekh Ali Jabber. Jarang-jarang ulama Saudi bisa berbahasa Indonesia, dengan fasih pula.

syekh ali jabber

Gambar diambil dari tausiahsyeikhali.co.cc


Namun entah kenapa acara yang katanya ratingnya sangat tinggi itu berhenti di tengah jalan. Apakah ada konspirasi dibalik ditutupnya acara yang berdampak sangat masif itu? -versi lebay-. Padahal kalau dipikir-pikir kembali, acara ini dampaknya sangat luas. Disiarkan ke seluruh Indonesia, dan ditayangkan pada jam-jam dengan trafik tinggi, yakni di siang hari. Sedikit banyak pasti akan menginspirasi masyarakat Indonesia, ada yang merasa terancamkah?.

Namun saya tidak sedang membahas mengapa acara 'Indonesia Menghafal' dihentikan. Itu kan tentu saja hak prerogatif si pemilik stasiun TV. Suka-suka dia donk, ya kan?. Tiga paragrap di atas saya maksudkan untuk mengenalkan saja siapa sih seorang Syekh Ali. Karena kemarin (Minggu, 11-03-2012), Syekh Ali kembali muncul di TV dalam acara 'Damai Indonesiaku' yang ditayangkan oleh TV One. Dan kata-kata beliau kemarin siang begitu mengena di hati saya, menyihir qolbu.

Kalimat beliau kemarin siang (tidak persis sama sih) tapi kira-kira seperti ini :
Pada saat seorang bayi baru saja lahir, maka tanggung jawab seorang ayah pertama kali adalah menyuarakan adzan di telinga sang bayi. Kemudian si bayi akan tumbuh berkembang dari bayi, kemudian menjadi anak-anak, beranjak remaja kemudian dewasa dan mungkin akhirnya sampai juga di usia senja. Sampai kemudian dia harus menghadapi keniscayaan sebuah kematian. Pada saat meninggal, seorang muslim musti disholatkan. Hikmah yang bisa kita petik dari kejadian ini adalah Allah hendak mengingatkan hambanya bahwa masa manusia hidup di dunia itu sebentar saja, hanya antara adzan dan sholat. Kalau kita sering sholat di Masjid, jarak waktu antara adzan dan sholat itu antara 5 menit atau paling panjang mungkin sampai 15 menit. Yah 5-15 menit, sangat sebentar saja. Begitulah sejatinya rentang waktu hidup kita di dunia.


Minggu, 11 Maret 2012

8 Puisi Hati #1

Guyur hujan itu seakan tak terhenti
Melesatkan berjuta bulir air laksana mutiara suci
Mendentum lembut ke tanah menuaikan indahnya simfoni

Diujung atap itu, kulihat air menyatu mengalirkan sungai kecil
Kemudian ia jatuh mendentum serupa tabuhan bass mungil
Kesemuanya sukses melahirkan sebuah simfoni
Semakin menambah kesyahduan hati

Disini ..
Diujung jendela kantor ini ..
Untuk sejenak aku merenungi
Kusadari sungguh betapa besar karunia yang Allah beri

Di kaca jendela ini, jidat kutempelkan curi-curi.
Merasai dinginnya, kemudian pada akhirnya meresonansi hati





Sabtu, 10 Maret 2012

12 Perjuangan Madu

"Kemudian makanlah daripada setiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan. Daripada perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." (QS An-Nahl: 69).

Meskipun saya tergolong penggemar kopi tingkat dewa (sampai-sampai blog ini saya beri nama coffee break), namun saya bukanlah orang yang begitu saja mengesampingkan arti kesehatan. Dengan sehat, tentu kita akan mampu beraktifitas dengan maksimal. Dan yang lebih penting lagi, ibadah kita kepada Allah akan maksimal pula. Maka untuk menjaga kondisi tubuh saya supaya tetap fit, saya biasa mengkonsumsi madu. Walah, kenapa bahasa saya mirip iklan di televisi yah? ha ha tapi begitulah, madu memiliki manfaat luar biasa kawan.

Beberapa hari yang lalu saya tak sengaja memencet tombol remote televisi yang menunjuk ke salah satu stasiun TV lokal. Rupanya sedang tayang semacam acara dokumenter tentang kehidupan orang-orang pedalaman di daerah hutan hujan tropis. Disitu digambarkan bagaimana kehidupan orang-orang yang masih terbelakang, berkelompok membentuk suku-suku. Dengan pakaian seadanya mereka berjuang menaklukkan hutan untuk penghidupan mereka. Dan itu berlangsung lama, bahkan dimulai sejak nenek moyang mereka.


Ilustrasi Memanjat Pohon diambil dari arumsekartaji.wordpress.com


Mereka rela mengorbankan jiwa mereka untuk memberikan penghidupan maksimal bagi anak dan istri mereka. Mengorbankan jiwa? yah benar kawan, mereka tak segan merelakan nyawa terbuang demi asupan makan terbaik bagi keluarga mereka. Dan ini akan menjadi penghormatan yang tinggi bagi sukunya. Salah satu asupan makanan terbaik yang mereka cari adalah madu. Mereka sudah paham, madu memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan mereka.

Para suami di daerah pedalaman itu akan mencari madu di hutan. Tak jarang madu berada di pohon yang tingginya berada 40 meter dari permukaan tanah. Kemudian mereka akan memanjat pohon itu tanpa peralatan bantu yang memadai. Hanya sebilah rotan untuk mengikat tubuh mereka, kemudian semacam sabit untuk melukai pohon sebagai pijakan kaki mereka. Sungguh perjuangan yang luar biasa. Dan ketika sampai diatas, ternyata perjuangan belum usai kawan. Masih ada ribuan ancaman sengatan lebah yang siap menyerang. Dan istri dan anak-anaknya hanya bisa menatap khawatir dari bawah.

Bagaimana dengan kita kawan, madu tersedia banyak di toko-toko dan supermarket yang mudah kita dapatkan. Kalau mereka yang dipedalaman saja tahu manfaat besar madu, bagaimana dengan kita?. Namun meski begitu, madu tidak selalu dirasakan nikmat dan bermanfaat, apalagi bagi para istri pertama.

Jumat, 09 Maret 2012

4 Tape Ketan

Hari ini episode posting foto-foto saja. Jadi ceritanya, kemarin pagi ada rekan kantor yang membawa oleh-oleh peyeum. Lah kemudian setelah saya buka ternyata tape ketan.



Kirain peyeum itu yang terbuat dari ketela fermentasi saja yang sering dipakai sebagai bahan utama es doger. Ternyata meski terbuat dari ketan, namanya tetaplah peyeum juga.



Suka makan tape ketan kawan?

Kamis, 08 Maret 2012

8 Payung Daun Pisang

Jumlah barisan jamaah sholat subuh di masjid yang terletak 5 meter dari kontrakan saya ini hanya satu shaf (kurang lebih 10 orang). Alhamdulillah, masih jauh lebih banyak dibandingkan di kampungku di Magetan sana yang seringkali makmumnya cuma 2-3 orang. Selesai sholat, sejenak berhenti di baranda masjid sambil memandang ke atas. Langit yang gelap itu terasa sendu, menumpahkan ber ton-ton air hujan dari langit ke permukaan bumi. Yah.. subuh ini, hujan deras tengah mengguyur kota ini. Denting rinai hujan terdengar sangat merdu. Semoga ini pertanda keberkahan yang semoga Allah turunkan hari ini.

Dan ketika saya menulis postingan ini, di layar komputer sebelah kanan bawah terpampang pukul 6.06 AM, suara gemercik air hujan yang menghantam lembut ke genting rumah masih sayup-sayup terdengar. Merdu sekali. Bagi saya hujan di pagi hari ini memberikan kesan yang sangat mendalam. Dan tiba-tiba saja, pointer di kelapa saya langsung menunjuk ke memory kenangan belasan tahun silam. Wah, entah kenapa beberapa hari terakhir ini saya suka menggunakan istilah pointer dan memory yah? ^_^.

Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Jalan di depan rumah masih belum di aspal. Sehingga praktis jika hujan tiba, jalanan pasti langsung becek. Bahkan dulu pernah sering ada angkutan truk yang terjerembab tak bisa melanjutkan perjalanan. Roda truk yang besar itu tak mampu memanfaatkan gaya gesek dengan tanah berlumpur yang tentu sangat licin. 


Dulu ketika hujan turun di pagi hari, anak-anak seusia saya sangat senang sekali. Yah apalagi kalau bukan adanya kemungkinan tidak bersekolah jika hujan sangat deras. Atau boleh terlambat ke sekolah dengan alasan yang sama. Namun kalau hujannya tidak terlalu deras, saya sering melihat teman-teman seusia saya di kampung seringkali memanfaatkan daun pisang sebagai payung. Yah, sebuah pemandangan yang sangat eksotis. Mereka biasanya terlihat berombongan naik sepeda menuju sekolah. Ada yang berboncengan, ada juga yang terlihat sendiri. Jika berboncengan, biasanya payung daun pisang itu dibawa oleh mereka yang dibonceng. Entahlah, kondisi perekonomian saat itu sedang susah, untuk membeli payungpun rasanya enggan. Kalaupun ada, biasanya digunakan orang tua mereka untuk pergi ke sawah.

Lha.. saya sendiri bagaimana?. Sayang saya tidak bersekolah di SD di kampung. Orang tua saya memilihkan SD di daerah kota kecamatan. Jadi setiap pagi, saya pergi ke sekolah bareng dengan Ibu saya yang juga seorang guru SD di kota kecamatan juga. Namun sebelum berangkat, biasanya saya akan duduk-duduk di baranda rumah sambil melihat teman-teman sepermainan yang berangkat sekolah naik sepeda. Dan jika sedang hujan seperti ini, biasanya saya akan meneriaki mereka supaya hati-hati. Dan tentu saja, takjub memandangi usaha keras mereka menghalau air hujan yang coba membasahi badan demi untuk menuntut ilmu. Subhanallah.

Pernah memakai payung daun pisang kawan?

Rabu, 07 Maret 2012

4 Senarai Es Doger

Sudah dua tahun terakhir ini saya mengenal minuman nyentrik yang satu ini. Dengan perpaduan berbagai bahan yang bervariasi menjadinya minuman ini kaya rasa. Ada es cream, roti, peyeum, sirup, cincau, dan ketan. Namanya es doger. Berasal dari gabungan suku kata 'do' dan 'ger'. 'Do' diambil dari kata dorong, sedangkan 'ger' diambil dari kata seger. Artinya menjadi : es yang dijual dengan gerobak dorong yang menyegarkan. Ha ha.. ini terjemahan ngawur versi saya. Entahlah saya juga ndak tahu artinya apa, mungkin orang asli Bandung tahu silsilah penamaannya.



Harganya relatif sangat murah. Hanya dengan Rp. 2000,- kita sudah bisa menikmati kelezatan dan kesegaran es ini dalam porsi mini (seperti gambar di atas). Kalau kita mau sedikit berkorban menambah uang seribu lagi, maka dengan Rp. 3000,- kita bisa mendapatkan porsi maksimal (sayang saya tidak punya gambarnya). Es ini dijual menggunakan gerobak dorong. Sejauh pengamatan saya selama ini, es doger ini sangat laris oleh pembeli. Khususnya pada jam-jam istirahat kantor.



Awalnya saya penasaran dengan es yang satu ini, karena baru saya temui penampakannya di daerah setrasari. Di tahun 2008-2009 di daerah ITB dan sekitarnya, tidak pernah saya temui es ini. Kemudian muncul pertanyaan liar, apakah es ini juga hanya bisa ditemui di daerah Bandung saja?. Rasa penasaran saya kemudian berbuntut rasa kaget setelah saya juga menemui gerobak dengan nama sama tapi beda warna di daerah Madiun, Jawa Timur.



Entahlah, apakah komposisi bahan-bahannya sama ataukah berbeda. Saya juga belum pernah mencoba es doger di kawasan Madiun ini. Pasalnya ketika saya mengambil gambar diatas ketika sedang dalam perjalanan menuju Stasiun Madiun, jadi tidak sempat berhenti untuk mencoba es doger versi yang ini.

Keterkejutan saya berlipat ganda ketika saya menemukan gerobak es doger di depan SD Rejosarie Kawedanan, Magetan (tempat istri saya mengajar). Wow, ternyata es doger ada di mana-mana. Mungkinkah ada versi es doger ini di daerah-daerah yang lain?



Pernahkan menikmati es doger kawan?

Selasa, 06 Maret 2012

8 Heci dan Bala-bala, samakah?

Kalau teman-teman berkunjung ke daerah Magetan, maka cukup banyak dijumpai jajanan kecil yang mampu mengundang selera. Beberapa diantaranya pernah saya posting di tulisan grebeg pasar. Ada ampyang, suling gading, brem, beraneka gethuk dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun saya tidak akan membahas makanan-makanan tersebut diatas. Saya sedang ingin membahas makanan kecil yang banyak dijumpai di hampir semua warung kopi yang ada di kampung halaman saya. Namanya heci, pernah dengar?

Beberapa waktu yang lalu, saya tengah mengantarkan istri yang sedang ingin makan nasi sayur asem kesukaannya di warung yang berlokasi di daerah Magetan kota. Meski lokasinya agak jauh (kira-kira 15 km, dekat SMU saya dulu), yah ndak apa-apa, menyenangkan hati istri kan berpahala ^_^. Warung nasi sayur asem ini cukup terkenal di Magetan. Meski tempatnya kecil, namun pengunjung datang dan pergi silih berganti. Menandakan cita rasa makanan yang disajikan di warung ini bukanlah isapan jempol belaka, apalagi isapan rokok ^_^.

Setelah masuk ke dalam warung, istri langsung memesan nasi sayur asem lengkap dengan minumannya. Saya langsung saja duduk di tempat yang sedang kosong, mata sejenak lamat-lamat mengamati beberapa jajanan kecil yang terhidang di meja. Ahaa... salah satunya adalah makanan yang saya sebutkan diatas. Yah.. bener, si heci kawan!. Tumpukan heci tengah melambai-lambai menggoda selera saya. Dan ternyata itu berbuntut sukses besar. Tak pelak dalam hitungan detik, tangan saya sudah meraih satu heci besar. Hemm maknyusss.



Setahu saya di daerah lain tidak ada makanan sejenis ini. Eh ada sih yang mirip, yakni 'bala-bala'. Namun menurut saya bala-bala berbeda dengan heci. Meski banyak orang mengatakan hampir mirip (bahkan ada yang ekstrim mengatakan sama saja), namun tetap saja bagi saya rasanya berbeda. Racikan bumbunya sedikit berbeda dan tentu saja bentuknya berbeda pula. Bala-bala teksturnya lebih tipis dan permukaan bagian pinggir tidak teratur. Sedangkan heci bentuknya agak gembul dan bundar mirip UFO si piring terbang. Kemudian dibagian permukaan heci, terdapat taburan kacang tanah yang sudah dipecah menjadi dua kemudian digoreng bersama dengan racikan bumbu heci yang lain. Ini semakin menambah varian lain cita rasa si heci.

Pernah makan heci kawan?

Senin, 05 Maret 2012

2 Hidup Seperti Air Mengalir

Ada beberapa saya temui seorang teman yang ketika saya tanya mengenai rencana hidupnya (misal tentang menikah)? dia mengatakan biarkan hidup saya mengalir seperti air yang mengalir. Hemm sejenak saya bingung dengan jawaban seperti ini. Karena artinya visinya tidak jelas. Coba kita bayangkan seorang petani yang sedang mengairi sawahnya. Maka dia akan membuat tanggul yang berkelok-kelok sesuai dengan kondisi tanah sawahnya. Artinya si air akan mengikuti saja tujuan dari si pembuat tanggul akan diarahkan kemana. Dia tidak memiliki hak untuk memilih.



Padahal hidup itu harus memiliki visi yang jelas. Entahlah ini hanya opini saya saja. Apakah maksud seperti ini yang ada dipikiran teman saya itu? atau mungkin saja saya yang salah interpretasi.

Minggu, 04 Maret 2012

7 Pesta Ikan Belut

Rasanya begitu damai, sejuk, tenang, dan jauh dari nuansa kenaifan. Begitulah perasaanku ketika memandangi area persawahan padi yang subur membentang luas yang berjarak hanya sekitar 700 meter dari rumah orang tuaku di Magetan. Sebuah pemandangan eksotis, yang selalu menarik perhatian saya setiap kali pulang ke kampung halaman. Tersimpan begitu banyak kenangan. Tiap kali saya melewati area persawahan ini, seperti ada pointer yang menunjuk ke memory satu demi satu kenangan masa kecilku yang indah.


Jadi ingat dulu disinilah saya bersama teman-teman masa kecil tengah asik mencari ikan belut untuk dijadikan lauk pauk. Ikan yang seringkali mirip dengan ular ini akan muncul banyak ketika pak tani tengah membajak sawahnya. Jaman saya kecil dulu, tanah sawah dibajak menggunakan 'luku' yang terbuat dari kayu kemudian ditarik menggunakan kerbau. Tidak seperti sekarang yang menggunakan mesin diesel membuat ikan belut takut menampakkan diri.

Kami mencari ikan belut dengan beramai-ramai. Ada sekitar sepuluh orang anak ketika itu. Sungguh ramai dan seru sekali. Pak tani pun merasa tidak terganggu dengan keberadaan anak-anak ini. Baginya mungkin ada keuntungan juga yang bisa didapat, selain ada yang menemani membajak sawah, juga ada kaki kecil anak-anak ini yang sedikit banyak membantu proses menggemburkan tanah sawah. Sebuah hubungan dalam kategori simbiosis mutualisme bukan?^_^.

Mencari ikan belut di tengah sawah gampang-gampang susah. Tinggal kita buntuti saja bajak kerbau itu dan meneliti di setiap jengkal tanah sawah yang baru dibajaknya. Disitu pasti sering ada gerakan mirip ular yang berkelok-kelok. Maka bisa dipastikan 95% kemungkinan itu adalah ikan belut. Namun kita juga musti berhati-hati karena masih ada 5% kemungkinan lain bahwa yang bergerak-gerak itu bukan ikan belut melainkan ular. Karena ini juga terjadi pada teman saya. Ketika dia tengah mencoba mengamankan ikan belut yang baru saja ditangkap, namun ternyata itu adalah ular. Sontak dia langsung kaget dan reflek membuang jauh ular tersebut. Meski agak berbahaya, namun disinilah letak zona keasyikannya. Teman-teman yang lain hanya bisa tertawa-tawa melihat kejadian itu.

Setelah ikan belut didapat, biasanya kami akan membawanya ke salah satu rumah teman saya. Maklum kakak perempuan saya sangat anti ikan belut. Tidak rela wajan di rumah menjadi bekas memasak ikan belut yang baginya sangat menjijikkan. Alhasil kami menikmati pesta ikan belut beramai-ramai di rumah tetangga. Sungguh kenangan yang susah untuk dilupakan.

Sabtu, 03 Maret 2012

8 Arti Bahagia

Setiap orang ingin bahagia. Banyak orang juga mencoba mendefinisikan mengenai arti bahagia itu masing-masing. Bagi setiap orang definisi bahagia mungkin saja berbeda. Syekh Abdur Rahman bin Sa'diy dalam bukunya (kiat meraih hidup bahagia) disebutkan "Sesungguhnya diantara penyebab yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi seorang hamba adalah memperhatikan nikmat-nikmat Allah pada dirinya, niscaya dia akan menjumpai dirinya melebihi kebanyakan orang yang tak terhitung jumlahnya. Ia merasa betapa banyak karunia yang telah diberikan oleh Allah"
-Status FB saya beberapa hari yang lalu-


Bahagia, yah sebuah kata yang sering menjadi primadona. Kalau kita mencoba mencermatinya, maka sebenarnya kata ini memiliki makna yang sangat mendalam. Kadang dia tidak bisa diartikan dengan hanya satu kata atau satu kalimat saja. Dia tidak sama artinya dengan senang atau suka. Dia memiliki varian makna khusus yang lain.

Setiap orang bisa mendefinisikan kebahagiaan versi mereka masing-masing. Misalnya saja bagi saya, ketika saya sudah hidup berumah tangga dengan akhwat pilihan saya, sayapun bahagia. Ketika saya pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan orang-orang tercinta, sayapun bahagia. Ketika saya merasa sangat sehat, sayapun bahagia. Kondisi bahagia ini ternyata bisa bermacam-macam. Namun yang saya ungkapkan tadi hanya sebuah kasus per kasus yang membuat saya mengatakan itu bahagia.

Sebagai contoh kasus yang terjadi pada diri saya diatas, ternyata kebahagiaan itu datang dari nikmat dan karunia Allah yang saya dapat. Maka betul sekali apa yang dikatakan Syekh Abdur Rahman bin Sa'diy dalam bukunya 'Kiat Meraih Hidup Bahagia', salah satu faktor datangnya kebahagiaan adalah memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang ada pada dirinya. Baiklah, akhirnya kita memiliki satu definisi baru mengenai bahagia yakni ia datang karena nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kemudian kalau kita mencermati sejarah Islam, maka kita akan menemui Abdul malik bin marwan, seorang khalifah kelima dari Bani Umayyah. Dia memiliki istana yang sangat megah. Namun apakah istana yang megah itu mampu membahagiakannya?. Ataukah kebahagiaan juga datang dari pasukan luar biasa Harun Ar Rasyid (khalifah kelima dari Dinasti Abbasiyah yang sering dinamakan the Golden Age Of Islam)?. Apakah kebahagiaan datang juga dari harta luar biasa simpanan Qarun?. Pastilah kesemuanya tidak bisa mendatangkan kebahagiaan sejati.

Namun kita bisa melihat dengan jelas kebahagiaan yang ada pada diri sahabat Nabi, sekalipun mereka minim sumber daya manusia, gersang penghidupannya, minim pemasukannya dan rendah daya belinya. Ternyata faktor kebahagiaan itu timbul karena kebenaran yang dijalani, dada yang lapang karena prinsip yang diyakini dan kalbu yang tenang karena kebaikan yang dimiliki.

Maka tugas kita hanyalah berbuat baik untuk menggapai ridho Allah dan menghindari dosa agar diliputi rasa aman. Dengan ini insyaAllah kita bisa mendapatkan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang datang dengan rahmat dan nikmat dari Allah, dan dengan itu kita bersyukur, serta kita pun juga bisa tenang karena prinsip kokoh yang kita jalani. Wallahualam.

Referensi : "Laa Tahzan", oleh Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni.

Jumat, 02 Maret 2012

6 Nyabu Pagi Ini

Pagi ini menjadi pagi yang cukup sibuk. Dari habis subuh sudah harus mencuci piring dan mencuci pakaian yang seabreg. Dan nanti jam 8 musti harus pergi ke stasiun untuk membeli tiket pulang kampung ke Magetan. Yah alhasil saya tak punya banyak waktu menulis opini dan mengotak-atik kata-kata menjadi tulisan menarik. Yah.. hari ini saya posting gambar saja.


Sepiring nasi bubur yang nikmat menjadi sarapan nikmat bagi saya pagi ini. Sebuah aktifitas nyabu (nyarapan bubur) yang asik ^_^. Apa sarapanmu pagi ini kawan?

Kamis, 01 Maret 2012

5 Derita Garuda

Beberapa hari ini saya dikejutkan dengan beberapa pertandingan yang dijalani oleh Timnas Garuda kebanggaan kita dalam rangka dua event besar. Yang pertama adalah HBT (Turnamen Halsanah Bolkiah) yang dilakoni tim garuda usia dibawah 21 tahun dan yang kedua adalah putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia yang dijalani oleh Timnas senior. Keterkejutan saya beralasan karena melihat antusiame masyarakat Indonesia yang sangat rendah. Saya baru mengetahui ada pertandingan Indonesia melawan Singapura hari minggu kemarin karena sebuah ketidaksengajaan. Ini artinya, desas-desus jadwal pertandingan timnas nyaris tak terdengar. Baik itu di kantor atau bahkan di republik twitter sekalipun. Ini sangat berbanding terbalik ketika beberapa waktu yang lalu (AFF atau Sea Games) setiap timnas akan bertanding, di kantor dan di twitter pasti sudah heboh duluan.

Kejutan semakin bertambah dengan permainan Garuda Muda U-21 yang kurang maksimal. Bermain melawan Singapura sangat terkesan kurang greget, alhasil hanya hasil imbang yang mampu diraih. Di laga berikutnya (hari selasa) melawan Myanmar nyaris tidak ada perbaikan signifikan. Meski cukup baik bermain di babak pertama, namun Andik Firmansyah dkk malah keteteran di babak kedua yang akhirnya berujung kekalahan menyesakkan 1-3. Saya melihat Timnas Garuda Muda U-21 ini terkesan masih sangat Andik Firmansyah centris. Setiap bola yang dipegang selalu diupayakan diarahkan kepada Andik. Ini sangat berbahaya pada sistem dan perkembangan pola permainan.

Kejutan semakin memuncak ketika tadi malam Timnas senior dihajar tampa ampun oleh Bahrain 0-10. Memang sih banyak pemain baru yang dimainkan oleh Aji Santosa mengingat banyak pemain inti sebelumnya memilih bermain di ISL. Jika sudah bermain di ISL, tentu artinya haram hukumnya jika ikut memperkuat Timnas Senior. Apapun alasannya, ini tetap menjadi sebuah kekalahan yang sangat memalukan. Saya hanya bisa berpikir "Ada apa denganmu PSSI?, pengurus berganti kok tetap tak ada perubahan??".

Mencuplik komentar teman saya Nur Ahmadi di twitter :
Tidak ada bedanya PSSI rezim bakrie & arifin. Sangat kental nuansa politik & bisnis ketimbang pembinaan & memajukan sepak bola nasional -__-

Jadi rindu kapan kita kembali ber-ueforia dan kembali bersorak seperti ini,


 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates