Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Jumat, 10 April 2020

2 Hari Pertama di Switzerland

Semenjak diumumkan penderita virus Corona pertama di Indonesia oleh Presiden awal maret lalu, semua headline media mainsream dan sosial media penuh dengan tema virus mematikan itu. Bahkan di group-group WA juga tak luput dari pembahasan update Covid-19. Tidak ada yang salah sebenarnya, karena semua orang memang sedang waspada memantau perkembangan virus yang belum ada vaksin-nya tersebut.

Tapi ingat kawan, bila kita terlalu banyak mengkonsumsi berita-berita terkait virus Corona, bisa jadi kita akan terkena gejala Psikosomatis. Apa itu? Gejala dimana tiba-tiba kita merasa seperti agak meriang, tenggorokan agak nyeri atau bahkan seolah-olah mengalami sesak nafas. Namun jangan khawatir, itu gejala wajar dan tidak berbahaya. Namun bila kondisi tersebut berlangsung lama akan membuat kita stres dan takut sendiri. Bila kita stres, panik dan takut, bisa menurunkan imunitas tubuh kita. Maka sejenak saya mengajak temen-temen semua untuk sedikit mengurangi konsumsi berita virus-virusan. Agar pikiran menjadi lebih santai, kali ini saya ajak teman-teman untuk berkunjung ke negeri Switzerland.




Hari Pertama

Hari itu tanggal 8 Desember 2019, sekitar 1,5 bulan sebelum virus Corona mulai mewabah dan menjadi pandemik dunia. Setelah keluar dari Bandara Internasional Zurich, saya bersama dengan 3 orang kawan segera mencari lokasi stasiun kereta api yang akan membawa kami ke sebuah kota kecil bernama Lyss. Di kota itulah kami akan menghabiskan waktu 12 hari untuk keperluan training.

Bagusnya di negara maju adalah sistem transportasi yang sudah terintegrasi. Bila kita tiba di bandara Zurich, maka untuk menuju berbagai lokasi di Swiss sangatlah mudah. Lokasi stasiun kereta juga berada tepat di sebelah bandara. Namanya stasiun Zurich Flughafen. Dari stasiun ini, kamu bisa pergi menjelajah seluruh penjuru negeri Switzerland.
Stasiun Zurich Flughafen
Suasana Stasiun Zurich Flughafen

Sebelum membeli tiket kereta, terlebih dahulu kami mencari lokasi 'money changer' untuk menukar uang. Mata uang yang berlaku di negara ini adalah Swiss Franc, sedangkan kami membawa mata uang Dollar USD. Agar bisa membeli tiket kereta api/ bus dan juga berbelanja, maka kita harus menukar uang tersebut. Kalau di-kurskan, 1 USD itu setara dengan 0.98 Swiss Franc. Wow, ternyata nilai tukar mata uang Swiss lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang Dollar Amerika.

Mencari money changer di Swiss
Lokasi Money Changer

Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata kualitas dari uang kertas Swiss Franc sangatlah bagus. Terlihat dari desain, ketebalan dan bahan kertasnya. Rasanya memegang uang Swiss Franc ada tambahan rasa percaya diri.

Uang Kertas Swiss Franc

Setelah menukar uang, kami segera menuju ke tempat reservasi tiket kereta. Kali ini kami akan naik kereta yang dioperasikan oleh operator SBB-CFF-FFS. Perlu diketahui bahwa di Swiss terdapat lebih dari satu operator kereta. Yang terbesar adalah SBB-CFF-FFS tersebut. Lokasi reservasi tiket kereta terlihat tidak seperti di Indonesia. Tidak ada antrian orang yang berjubel. Mungkin mayoritas orang Swiss sudah memiliki kartu 'Swiss Pass' atau sejenisnya. Singkatnya, kartu tersebut digunakan untuk naik kereta api di waktu kapanpun dan tujuan kemanapun selama itu masih berada di wilayah negara Swiss. Jika kamu berencana tinggal di Swiss dalam waktu yang lama, maka direkomendasikan untuk memiliki 'Swiss Pass' ini. Kamu bisa naik kereta, bus atau Tram hanya dengan satu kartu itu. Analogi sederhananya, ini adalah tiket 'all you can eat'. Jauh lebih hemat bila dibandingkan dengan membeli tiket sekali jalan seperti yang kami lakukan ini.

Membeli tiket kereta di Swiss
Membeli tiket kereta di Swiss

Harga tiket dari stasiun Zurich Flughafen ke kota Lyss sebesar 61 CHF (atau setara Rp. 1.020.000,-). Jarak antara Zurich ke Lyss sekitar 136 km, itu seperti perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Bentuk tiketnya seperti ini.

tiket kereta di Swiss
Tiket Zurich-Lyss (kelas 2) seharga 61 CHF

Naik Kereta Zurich - Lyss

Salah satu momen yang saya tunggu-tunggu saat berada di Swiss adalah naik kereta api nya. Selain itu, tentunya kami bisa menikmati pemandangan pegunungan salju khas Switzerland yang indah dari balik jendela. Di Swiss terdapat deretan pegunungan yang puncaknya selalu tertutup salju sepanjang tahun, apapun musimnya. Keren kan?

Tiba di Stasiun Zurich Flughafen
Saat di Stasiun Zurich Flughafen

Satu hal terpenting yang harus diperhatikan saat akan naik kereta di Swiss adalah kita harus tahu jadwal kereta yang akan kita naiki. Untuk melihat jadwal kereta di Swiss, silahkan install aplikasi 'SBB Mobile'.
Aplikasi SBB Mobile untuk melihat jadwal kereta di Swiss
Aplikasi SBB Mobile untuk melihat jadwal kereta

Tidak seperti di Indonesia dimana setiap tiket sudah tertulis nama kereta dan jadwal keberangkatannya, namun di Swiss aturan tiketnya berbeda. Kita bebas memilih jadwal keberangkatan selama masih dalam rentang waktu yang ada. Semisal saja seperti yang tertulis di tiket saya, bahwa tiket berlaku pada rentang waktu tanggal 8-12-2019 pukul 00.00 sampai dengan tanggal 9-12-2019 pukul 05.00. Nah saya bebas memilih kapan akan berangkat selama masih berada di rentang waktu tersebut.

Peron Keberangkatan Stasiun Zurich Flughafen
Di setiap lorong terdapat informasi kereta dan jadwalnya

Siang itu sekitar pukul 13.00 waktu Swiss, setelah mendapatkan tiket kami langsung menuju ke lokasi peron keberangkatan. Udara saya rasakan begitu dingin menusuk tulang. Sambil membawa koper kami duduk-duduk menunggu di titik keberangkatan kereta. Oh iya, harap diperhatikan bahwa kereta di Swiss terdapat 2 kelas untuk penumpang, kelas 1 dan kelas 2. Saya saat itu memilih kelas 2. Yah karena kelas 2 lebih murah dibandingkan dengan kelas 1 ^_^. Pastikan juga kita masuk ke pintu kereta yang sesuai dengan kelas yang tertera di tiket.

Kereta kelas 2 di Swiss
Pintu masuk kereta kelas 2

Yang unik dari kereta api di Swiss adalah tempat duduknya yang saling berhadap-hadapan. Dan di setiap tempat duduk terdapat meja kecil yang bisa digunakan untuk menaruh HP, buku atau tas kecil. Di sebelah atas jendela, kita juga bisa menemukan colokan untuk nge-charge HP. Jika kamu ingin membuang sampah, disediakan juga tempat sampah kecil yang berada di bawah meja. Ingat selalu untuk menjaga kebersihan dan sopan santun, apalagi kita sedang berada di negeri orang.

Naik kereta api di Swiss
Saat berada di dalam Kereta Zurich-Lyss

Suasana berbeda langsung terasa sesaat memasuki kereta. Interior khas eropa tampak apik disana sini. Wajah-wajah bule yang putih dengan hidung mancung memenuhi tempat duduk yang ada. Mereka mayoritas, dan kini wajah Asia-kami jadi tampak asing, he he.

Ah, saya menikmati sekali perjalanan kali ini. Lelah 20 jam perjalanan via pesawat berikut transitnya seperti terbayar sudah dengan perjalanan kereta kali ini. Sesekali saya juga bercanda dengan 3 kawan saya yang juga tampak excited dengan suasana baru ini.

Setelah mendapat tempat duduk yang nyaman, kita bergantian sholat Dhuhur dan Ashar. Di bandara Internasional Zurich kita tidak menemukan mushola atau prayer room, akhirnya kami memilih melaksanakan sholat di dalam kereta.

Dari balik jendela, deretan pegunungan salju seperti menyambut kami. Inikah negeri dongeng itu. Welcome to Switzerland!
Interior kereta Swiss
Terdapat tangga menuju lantai atas

Berada di dalam kereta Swiss
Dari Zurich transit dulu di Bern, sebelum menuju ke Lyss

Interior kereta Swiss
Jika kamu tidak mendapatkan tempat duduk, kamu bisa memanfaatkan semacam bantal yang dipasang di dinding ini untuk bersandar.

Tiba di Kota Lyss

Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami tiba di stasiun Bern. Stasiun ini berada di ibu kota negara Swiss yaitu Bern. Kita akan transit terlebih dahulu, ganti kereta sebelum menuju kota Lyss. Jarak antara kota Bern dengan Lyss tidak terlalu jauh. Dengan kereta, memakan waktu perjalanan sekitar 20 menit.
Kereta api di Swiss
Saat transit di Bern, nampang dulu di depan kereta

Dari stasiun Bern kita melanjutkan perjalanan ke kota Lyss. Kalau diibaratkan Lyss adalah sebuah desa / kecamatan di Swiss. Kotanya kecil, namun sangat rapi dan indah. Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di stasiun Lyss. Tenang sekali rasanya kota ini. Keluar dari stasiun, kami langsung disuguhi jalan-jalan dan trotoar yang rapi.

Sambil berjalan menarik koper masing-masing, kami menikmati sekali pemandangan kota ini. Waktu sudah hampir maghrib, udara semakin dingin saja. Kami harus secepatnya menemukan hotel tempat kami tinggal sebelum kemalaman.

Nama hotelnya adalah Weisses Kreuz. Kalau dari peta, tidak terlalu jauh dari stasiun Lyss. Untung di Swiss kami masih leluasa memakai google Maps. Benar-benar menjadi aplikasi penolong disaat-saat seperti ini. Setelah jalan beberapa menit, kami menemukan jalan 'Marktplatz'. Artinya hotel sudah tidak jauh lagi.

Jalan Marktplatz Swiss
Jalan Marktplatz, Lyss, Swiss

Sebelum matahari benar-benar terbenam, akhirnya kami berhasil menemukan hotel Weisses Kreuz. Setelah perjalanan yang teramat panjang, kami seperti tak sabar untuk segera memasuki kamar hotel untuk merebahkan badan. Setelah masuk ke dalam kamar masing-masing, tak lama berselang rasa kantuk tiba-tiba hinggap tak tertahankan. Masih jam 6 sore, tapi di Indonesia sudah tengah malam. Jet lag?

Baca juga : Makanan Selama di Swiss

Related Post



2 komentar:

  1. Nice post mas. Rapi, naratif, namun tidak berlebihan. Jadi kesannya ringan dibaca... Menunggu lanjutan nya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. @bunda : Wah jadi bersemangat untuk nulis lagi kisah berikutnya.

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates