Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Minggu, 01 Juli 2012

22 Cerita Secangkir Teh Cigasong

Jujur dulu sebenarnya saya tidak terlalu suka mengkonsumsi teh. Saya cenderung lebih senang minum kopi. Yah.. seperti layaknya judul blog ini : coffee break. Namun seiring berjalannya waktu, pandangan bisa saja berubah. Entahlah, saya tak tahu kapan mulainya, tapi yang jelas saat ini saya mulai sering mengkonsumsi teh. Terutama waktu-waktu dimana tenggorokan butuh sedikit sentuhan hangat. Saat-saat sehabis sholat subuh misalnya. Menikmati secangkir teh panas di pagi hari ditemani istri dan membincang tentang banyak hal, telah menjadi kenikmatan tersendiri bagi saya. Merasai sensasi hangatnya teh di tengah dinginnya pagi.

Tentu teman-teman juga tahu, terdapat berbagai macam teh yang beredar di pasaran. Ada teh celup, teh tubruk, teh daun, teh bubuk instan, dan ada juga teh serbuk seduh. Bagi saya sendiri, saya lebih suka teh tubruk. Pernah juga saya bahas dalam tulisan disini, bahwa ada sensasi tersendiri ketika saya lebih memilih mengkonsumsi teh tubruk daripada teh celup. Merasai remah-remah daun teh seakan melayangkan pikiran saya jauh menembus ruang dan waktu mengingat tatkala dulu kakek (almarhum) sering membuatkan teh tubruk untuk saya. Menikmati pemandangan senyum khas sang kakek dengan gigi ompongnya. Ah.. sungguh saya merindukan saat-saat itu.

Selain dari sensasi, saya juga mengamati bagaimana efek mengkonsumsi teh bagi kesehatan. Sejauh pemahaman saya, mengkonsumi teh sama sekali tidak membahayakan kesehatan kita. Hanya ada tapinya. Faktor mengkonsumsi teh menjadi berbahaya adalah cara kita meminumnya dan kuantitas jumlah yang kita minum. Baiklah saya akan cerita sedikit, suatu ketika saya sedang menyeduh teh celup ke dalam segelas air panas. Pikir saya, semakin lama direndam, maka semakin baik kualitas teh yang dihasilkan. Namun tiba-tiba saja istri nyeletuk dari belakang mengingatkan kalau menyeduh teh celup itu jika lebih dari 3 menit akan berbahaya. Ah masak sih? (sayapun sedikit ngeyel). Maka saya iseng mencari referensi di internet mengenai bahaya teh celup. Wuih.. benar banget kawan, teh celup itu berbahaya.

Jadi penjelasannya begini, di dalam kemasan teh celup itu kan ada pembungkusnya. Nah perlu diketahui bahwa kertas pembungkus itu mengandung zat klorin yang bisa membahayakan tubuh kita. Maka bagi kita yang cukup menggemari minum teh, apalagi teh celup, sebaiknya diusahakan jangan membiarkan teh celup terseduh terlalu lama. Takut jika zat berbahaya yang ada di dalam kertas itu akan ikut larut ke dalam air yang kita konsumsi. Kalau saya sih, lebih aman minum teh tubruk saja :). Sekali lagi ini hanya masalah selera saja lho.

Tahukah kawan, menikmati secangkir teh panas itu bisa menjadi sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan jika kita sedikit melibatkan hati. Yah, dengan melibatkan hati maka rasa teh yang kita konsumsi itu akan meresonansi otak dan pikiran untuk lebih rilek. Otak sebagai pengontrol kerja tubuh, akan memerintahkan badan untuk santai sejenak. Kalau tidak melibatkan hati, maka rasa teh itu akan biasa saja dan terkesan hambar. Jadi teh itu hanya faktor eksternal saja, sumber tetap dari hati.

Berbicara mengenai kebiasaan minum teh, saya jadi ingat dengan sebuah film Korea berjudul Dong Yie. Suatu ketika ada peristiwa yang membahagiakan bagi Dong Yie dan keluarganya. Sehingga untuk merayakannya, dia menyuruh pelayannya untuk mempersiapkan jamuan teh untuk menikmati malam yang panjang. Minum teh sangat bisa mempengaruhi psikologi jiwa seseorang menjadi lebih rilek dan bahagia. Yah.. apalagi kalau bukan karena efek kafein di dalamnya :).

Oh iya, kemarin istri membeli sebungkus teh tubruk bermerek Cigasong. Kalau di lihat dari bungkusnya sih, ini produk dari home industri. Tapi jangan salah lho, rasanya tidak kalah dengan produk yang sudah terkenal. Menurut saya pribadi, produk rumahan itu malah lebih aman. Karena kebanyakan mereka tidak perlu usaha untuk mencapur dengan bahan-bahan tertentu supaya rasa teh lebih enak. Produk rumahan menjaga cita rasa teh tetap alami. Ini pendapat/insting saya pribadi lho :)

Related Post



22 komentar:

  1. Waduh menyeduh teh >3 menit ternyata berbahaya...jleb. dulu saya biarin aja teh celup terseduh ampe berjam-jam.... Thanks fin artikelnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya ya put. Kamu kan klo menyeduh teh celup bisa berjam-jam gitu. Hemm mulai sekarang berarti musti kurang dari 3 menit menyeduhnya put. Atau pindah ke kopi aja :).

      Oke semoga bermanfaat.

      Hapus
  2. teh cigasong produk mana ya..kok baru dengar..tapi benar juga yang kawan katakan...home industri masih lebih aman..karena belum ada campuran apapun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. teh cigasong adalah produk dari sebuah home industri di daerah cigasong jawa barat. Jadi cigasong ini adalah nama sebuah daerah di jawa barat.

      yup sepertinya memang home industri itu lebih aman dan nyaman. he he..

      Hapus
  3. bagaimana jika secangkir teh dan sekerat roti.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaaa.... kalau itu judul blognya mas affanibnu :)

      Hapus
  4. kafein? setau saya teh tidak mengandung kafein, tapi theine (sejenis stimulant)

    dan untuk teh celup, wah.... saya baru tau tuh klo lebih dari 3 menit bisa berbahaya. hehe...selama ini klo bikin teh celup sengaja berlama-lama biar tehnya kental. thank's infonya pak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup bener mbak, teh itu mirip dengan kopi. Dia juga mengandung kafein. Di wikipedia juga dijelaskan kok : http://id.wikipedia.org/wiki/Teh.

      iya berbahaya mbak. Jadi mulai sekarang saatnya kita melakukan reformasi dengan minum teh celup kurang dari 3 menit. Atau pengen melakukan revolusi dengan teh tubruk :)

      Hapus
  5. Mati gue mati gue -___-"
    sering nyeduh teh celup di atas itu.
    biasanya gak diaduk, jadi berubah kecoklatannya/jingga/keemasan atau apalah. pokoknya sy suka minum teh yang agak pekat.

    Thanks tulisannya. tercerahkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hemmm kalau mas uchank ingin teh dengan warna yang pekat, mending make teh tubruk aja mas!. Dijamin diseduh 1 jam juga ndak papa he he.

      Cuma ya itu, jika menggunakan teh celup, takut zat klorin yang ada di dalam kertas pembungkus itu ikut larut. Dan itu berbahaya.

      Hapus
  6. berkisah tentang teh..aku jadi terbayang ..duduk dipegunungan sambil menikmati secangkir teh..nikmat kali lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. apalagi kalau itu adalah pegunungan teh..
      semilir angin sepoi pun membuat semakin terkantuk.

      Hapus
  7. Kayaknya dua duanya sama bahayanya mas yang satu tehin, yang satunya kafein, apalagi klo kena mata?hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha ha... ada-ada saja nih mas Andik. Masak teh di masukin ke dalam mata.

      Hapus
  8. kalau aku baisa minum 4 - 6 cangkir teh hijau tubruk fin

    BalasHapus
    Balasan
    1. wih banyak banget mbak. Tapi teh hijau kan emang sehat mbak.

      Hapus
  9. Hmm...sudah jarang lagi minum teh semenjak pindah meja..kayaknya perlu dibudayakan lagi ini, minum teh di pagi hari..tapi teh celup yang "itu" masih yang paling enak bagiku mas..kayaknya klo urusan kopi-mengopi, teh-mengeteh harus minta referensi ke mas fifin nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah tapi sepertinya mejamu itu dah menjadi trademark mu ris, nyatanya kamu masih sering mengunjungi meja itu ha ha.

      yoi.. untuk urusan minuman berkafein... saya ada referensi banyak :)

      Hapus
  10. kalau di Bandung saya bisa mendapatkan teh cigasong ini dimana ya?
    terimakasih

    BalasHapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates