Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Senin, 11 April 2011

8 Jangan Panggil Mbak

Assalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh,

Hari itu hari yang cukup berbeda di sekolah kami. Karena ada kunjungan dari alumni sekolah yang saat itu sedang menempuh atau mungkin baru lulus dari kuliah kedokteran gigi (sayangnya saya lupa mereka dari universitas mana). Dasar anak SMA ketika tahu bahwa akan ada 2 jam pelajaran kosong di akhir jam pelajaran sekolah yang sengaja ditumbalkan karena adanya kunjungan ini, sontak membuat semua siswa tiba-tiba langsung merasa gembira. Rona gembira tampak nyata di wajah-wajah mereka. Tak bisa dipungkiri jam kosong identik dengan otak yang berhenti sejenak dari rutinitas belajar yang kadang kali terasa membosankan. Setelah melalui serangkaian aktifitas belajar dari pagi hingga menjelang siang ini, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggupun tiba juga. Ketua kelas mulai mengumumkan bahwa kedatangan para dokter gigi akan segera tiba. Kalau boleh jujur, mungkin hanya segelintir dari kami saat itu yang cukup antusias dengan kedatangan dokter-dokter gigi itu. Yang ada di kepala mayoritas diantara kami sebenarnya hanyalah apapun kegiatannya yang penting bukan proses belajar mengajar. Dokter-dokter gigi yang terbilang masih muda itu mulai memasuki ruangan kelas.


"Selamat siang teman teman, kali ini kami diundang oleh sekolah untuk memeriksa gigi teman teman semua. Yah dalam rangka ikut memberikan kontribusi berupa konsultasi kesehatan gigi kepada almamater kami dulu", kira-kira begitulah paparan awal salah satu dokter. 

"eh dokter yang itu tampan juga ya..hik hik" , tiba-tiba celetuk salah seorang temen perempuan yang tak perlu memakai speaker untuk bisa mendengarnya.

dasar cewek!!, gumamku kemudian.

Beberapa saat kemudian mulainya dokter-dokter gigi itu memanggil satu persatu siswa untuk di periksa giginya. Dan tiba tiba...

"Berikutnya adalah mbak fifin...., silahkan mbak fifin kedepan!", suara dokter yang biasa itu terasa sangat aneh terdengar di telingaku. Dan sontakpun tanpa dikomando temen-teman pada tertawa diatas penderitaan saya.

***********************************************************************

Yah.. mungkin cerita diatas satu dari sekian banyak cerita yang tidak mungkin saya ceritakan satu persatu tentang banyaknya orang yang sering salah memanggil nama saya dengan sebutan 'mbak'. Nama itu mengandung sebuah doa dari orang tua akan menjadi apa anaknya kelak. Pernah suatu ketika saya bertanya kepada ibu saya mengapa saya diberi nama fifin nugroho. Beliau mengatakan bahwa nugroho itu memiliki arti anugrah dari Allah atas rejeki anak kepada orang tua saya. Disamping itu beliau juga terinspirasi dengan menteri pendidikan RI ketika saya lahir yang bernama 'Nugroho Notosusanto'. Beliau bilang diberi nama 'nugroho' diharapkan supaya kelak saya menjadi anak yang cerdas dan berguna bagi bangsa dan negara. Sedangkan ketika saya bertanya mengenai asal nama 'fifin', beliau hanya menjawab bahwa kata 'fifin' itu bagus, dan jarang ada yang menyamai. Memang ketika itu sangat tren memberi nama anak yang harus berbeda dengan kebanyakan nama yang sudah beredar seperti Agus, Joko, Andi, Sugeng dll. Jadi begitulah kira-kira sejarah pemberian nama 'fifin nugroho' kepada saya. Tapi perlu dicatat bahwa yang paling penting saya memang suka nama ini, Alhamdulillah saya diberi nama yang cukup berbeda dan unik.

Yang jelas, ketika saya menginjak dewasa, saya baru menyadari bahwa nama fifin ini identik dengan nama perempuan. Tak jarang ada teman sekolah saya yang bernama 'pipin' atau 'fifin'. Dan sejauh ini kenyataannya memang tak jarang banyak orang yang baru kenal dengan saya pertama kali (tanpa tatap muka) lalu menyebut dengan sapaan 'mbak'. Awalnya agak risih memang dengan hal-hal semacam ini, tetapi dengan seiring berjalan waktu, sayapun harus tetap siap siaga untuk melakukan klarifikasi :

"Maaf saya laki-laki, jangan panggil mbak".

Wassalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh,

Related Post



8 komentar:

  1. wah kita senasib sepenanggunan mas,
    aku juga sering dipanggil "teh", bahkan sekarang malah jadi kebiasan sbagian temen2 untuk tetep manggil "teh", heu -____-

    BalasHapus
  2. hik hik... klo menjadi kebiasaan sih mungkin beberapa orang masih melakukannya. Tapi itu dulu waktu SMU.
    cuma kalau sekarang mah ndak ada.
    Tapi tetep paling sedih klo lagi kirim email ke seseorang pasti rata-rata balasnya "Email dari mbak fifin sudah saya terima"

    #menyedihkan

    BalasHapus
  3. saya sudah 3 kali dipanggil "mas" di blog, entah blog saya yang terlihat seperti punya seorang laki2 ato karena nama blog saya yang diduga nama laki2...masih misteri

    BalasHapus
  4. wah klo dipanggil salah begitu di blog sih sedikit banyak bisa dimaafkan ris, tapi memang karena juventia-nya (yang terancam bergabung dengan LSI) mungkin yang menjadikan blogmu mirip cowok kali yah...

    tapi ngomong-ngomong blogmu mirip sama ini : http://adegawa.wordpress.com/

    janjian atau apa nih.. hik hik sirkuit....

    BalasHapus
  5. makanya Pak, pke nama lengkap aja
    biar pada gak salah sangka

    :lol:

    BalasHapus
  6. saaya juga namnya fifin...emang artinya ap y???soalnya saya tanya ke pa2 beliau cuma senyum2 aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah sama ya namanya dengan saya he he..
      iya fifin sepertinya memang ndak ada artinya. Disyukuri saja :)

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates