Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Juni 2013

2 Batuk Ini

Beberapa hari ini aku merasa cukup terganggu dengan batuk-batuk yang kualami. Hal ini bermula beberapa hari sebelumnya, ketika sedang wudhu entah sengaja atau tidak ketelan beberapa teguk air. Awalnya aku merasa hal ini biasa saja, insyaAllah daya tahan tubuhku cukup bagus untuk melawan virus/bakteri yang ikut masuk ke dalam tubuh. Ada rasa khawatir sedikit, tapi tak terlalu kupikirkan.

Namun rupaya kekhawatiran yang sedikit itu menjadi kenyataan. 2 hari ini aku praktis tidak bisa tidur nyenyak, ketika malam hari batuk malah menjadi tambah parah. Sesekali batuknya mirip batuknya orang yang sudah tua.

Sahabat blogger, doakan ya supaya batukku segera sembuh. ^_^

Salam inspirasi coffee


***
#Update (5 Juni Sore)
Berdasarkan komentar dan interaksi di twitter @inspirasicoffee, jadi batuk itu bisa diobati dengan resep tradisional: 

1. Dengan air perasan jeruk dan kecap. Diminum pagi dan malam. Ini resep tradisional yang dipercaya bisa mengobati batuk.
2. Air rendaman nasi putih yang dibiarkan selama semalam. Ambil 3-5 sendok nasi putih dan kemudian di rendam di gelas besar air putih. Diracik jam 8 atau 9 malam. Kemudian paginya, air rendaman itu diminum.(catcilku.blogdetik.com)

Sabtu, 01 Juni 2013

0 Mengulang Membaca Buku Lama

Ada saatnya kita menemukan sebuah buku novel yang sangat baik. Saking istimewanya, hingga memaksa kita untuk membacanya berulang kali. Sejauh ini, aku sendiri jarang mengulang novel-novel yang pernah kubaca. Walaupun kualitas ceritanya sebaik apapun. Seingatku, belum pernah mengulang membaca sebuah novel sampai dua kali hingga tamat. Belum pernah sama sekali. Tapi ada seorang kawan yang mengaku pernah membaca sebuah novel hingga 7 kali. Aku pikir ini gila!. Bagaimana bisa dia membaca sebuah novel yang sama, cerita yang sama, dan alur yang sama sampai 7 kali? Tak bosankah dia?



Beberapa minggu terakhir ini aku jarang sekali membaca novel. Akhir-akhir ini kebanyakan malah membaca buku motivasi. Bukannya termotivasi, malah saya menjadi kehilangan sesuatu. Entahlah apa yang sebenarnya hilang dari diriku. Ada sesuatu yang dulu aku punyai, tetapi saat ini menjadi samar-samar mulai menghilang. Meskipun tak tahu apa yang sebenarnya lenyap dari diriku, tapi aku tahu jawabannya. Aku tahu solusinya. Aku perlu membaca novel lama.

Dan tadi malam, aku mulai mencari beberapa koleksi novel lama yang terpajang di rak buku. Rak buku itu terbuat dari kayu memanjang menempel cantik di dinding rumah. Aku memilah satu per satu. Novel apa yang kira-kira bisa mengembalikan sesuatu yang misterius hilang itu. Dan nahhh!! ini dia. Novel Burlian Serial Anak-anak Mamak dari Tere Liye. 

Aku mulai memegang buku lama itu. Beberapa bagian dari buku itu sudah terlihat berwarna usang. Ah aku ingin mengulang memoriku kembali. Ke jaman tahun 80-an. Yup, keadaan dan waktu yang kira-kira sama dengan plot waktu di novel Burlian ini. Aku ingin serasa berada di zaman itu. Waktu dimana kepolosan dan kesederhanaan tercermin jelas. Novel ini menggiringku mengulas memori masa silam. Masa-masa yang hanya bisa dikenang, hingga senyumkupun mulai terkembang.



***
1 Juni 2013
Ingin mengulang masa itu
Kota Kembang
Follow me : @fifinng

Selasa, 30 April 2013

4 Karakteristik Waktu

Kita mungkin sering merasa bahwa waktu itu berjalan begitu cepatnya. Seperti tak terasa. Bangun di pagi hari, tahu-tahu senja telah datang menyapa tanpa diundang.  Saat ini kita menghirup udara senja, sebentar lagi pagi sudah kembali datang menyapa. Hari kemarin serasa baru saja menikah, tiba-tiba saja hari ini anak sudah berumur 7 bulan. Yah.. waktu cepat sekali berjalan. Ada salah seorang ulama mengatakan bahwa jika kita memanfaatkan waktu hanya untuk memikirkan diri sendiri, maka waktu itu akan semakin cepat berjalan. Sedangkan jika kita memanfaatkan waktu untuk memikirkan kepentingan banyak orang, maka waktu itu akan berjalan dengan lambat.



Itulah kenapa di dalam istilah orang-orang Jawa bahwa usia hidup manusia di dunia itu hanyalah mampir ngombe. Jika diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi hanya sekedar mampir untuk minum. Sungguh sangat singkat. Atau jika kita ambil dalam nasihat baginda Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, hidup di dunia itu ibarat kita mencelupkan jari kita ke dalam samudra yang luas, kemudian air yang masih tersisa di jari kita itu ibarat umur hidup kita di dunia ini, sedangkan samudra luas itu adalah waktu kita di akherat. Sungguh tak berbanding nilainya.

Beberapa hari yang lalu dalam kuliah subuh di tuturkan mengenai apa itu karakteristik waktu. Aku mendengarkan dengan seksama tiap bait-bait nasihat yang diberikan. Hingga aku tertegun sejenak. Sebuah nasihat yang sangat menggetarkan hati.



Bahwasannya waktu itu cepat berlalu, tidak berulang dan mahal harganya. Hingga aku tersadar, apakah aku sudah memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya?.

Dan tibalah sampai waktu kita telah tiba, hingga kita tak tersadar kita sudah berbuat apa?

***
Kota Kembang, 
di penghujung bulan. 

Minggu, 14 Oktober 2012

13 Kondisi Pergaulan Sudah Seperti Ini, Apa Peran Saya?

"Jika tidak ada yang peduli, kita tidak butuh 30 tahun, 50 tahun, paling hanya 10-20 tahun lagi, kehidupan bebas akan tiba di negeri ini. Orang-orang tinggal serumah tanpa menikah. Orang-orang punya anak tanpa menikah. Tetangga sebelah mau ngapain terserah. Gaya hidup bebas, urus masing-masing. Belajarlah dari negara lain. Jika kalian punya teman, maka tanyalah ke orang-orang Korea, Hongkong, Eropa, Amerika, yg punya cerita betapa cepatnya hal itu datang jika tidak ada yang peduli. Coba cek lingkungan kalian, seberapa permisif dan bolehnya orang2 sekarang dibanding 10, 20 tahun lalu".

-Tere Liye-
Saat itu tiba-tiba ada seorang perempuan masuk ke dalam kamar salah seorang teman kos. Mungkin inilah kekurangan dari tinggal di kos-kosan yang besar dan memiliki puluhan kamar. Praktis saya tak bisa mengenali seluruhnya. Hanya sebagiannya saja. Saat itu saya yakin benar bahwa teman kos (yang didatangi ceweknya itu) belum menikah. Suasana menjadi tambah panas, ketika dengan mulai berani mereka menutup pintu kamar tersebut. Pada kondisi seperti ini, prasangka manapun pastinya akan berujung kepada hal-hal negatif. Bagaimana mungkin saya bisa berprasangka baik pada kondisi seperti ini?. Mereka belum menikah, pintu kamar ditutup, pada ngapain?? .

Bagi saya yang masih menyandang status mahasiswa tingkat dasar, tidak banyak hal yang bisa saya perbuat. Kondisi diperparah lagi dengan cueknya pengelola kos-kosan terhadap hal ini. Mereka membiarkannya. Mungkin bagi mereka, pemandangan seperti ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Hal yang biasa terjadi di kota-kota besar. Itu bukan urusan kita, cuek sajalah. Mungkin seperti itu anggapan mereka. Anggapan oleh orang-orang yang tak peduli, yang akhirnya akan berujung pada semakin merebaknya kondisi pergaulan bebas. Inilah wajah hari ini, oleh ketidakpedulian kita masa lalu. -sst.. udah mirip Mario Teguh belom?-.

Pemandangan seperti ini terulang ketika saya harus pindah tempat tinggal ke kota lain karena tuntutan pekerjaan. Wajah pergaulan teman kos yang agak bebas menjadi pemandangan sehari-hari. Hingga pada suatu ketika saya pernah 'menegur' salah satu teman kos yang dengan enaknya mengajak ceweknya masuk ke dalam kamar kemudian ditutup pintunya. Pada saat itu memang salah saya ketika memilih tempat tinggal. Beberapa teman dekat yang tinggal di kos sudah mulai pergi karena bekerja. Maka tinggallah saya sendiri yang harus mengelola beberapa kamar yang harus segera dicarikan penghuninya. Tak banyak pilihan yang bisa saya berikan. Tuntuan pelunasan uang kontrakan semakin mendekat. Walhasil, kualitas penghuni kos-pun menjadi bermacam-macam.

kondisi pergaulan dan peran kita


Bebas, tak peduli dan cenderung acuh tak acuh. Begitulah wajah kehidupan dan pergaulan di perkotaan. Setidaknya, sesuai dengan pengalaman saya yang dijelaskan sebelumnya. Hal ini diperparah lagi dengan kondisi pergaulan muda-mudi yang sudah mulai mengarah ke pergaulan bebas. Maka akan benar sekali apa yang dikatakan oleh Tere Liye dalam akun FB-nya bahwa : Jika tidak ada yang peduli, kita tidak butuh 30 tahun, 50 tahun, paling hanya 10-20 tahun lagi, kehidupan bebas akan tiba di negeri ini. Dan ketika wajah pergaulan seperti itu menjadi tontonan sehari-hari, maka apa yang bisa kita lakukan?. Setidaknya melalui tulisan ini, ada sedikit kerusauan hati yang coba saya angkat ke publik. Bahwa sejatinya kita masih memiliki peran kawan, sekecil apapun peran itu.


Kontrakan Sukaraja Bandung, 14 Oktober 2012
Bahwa sejatinya kita masih memiliki peran kawan, sekecil apapun peran itu.

Senin, 01 Oktober 2012

10 Cinta Buku, Ingin Punya Perpustakaan Pribadi

Hari kemarin saya sempat blog walking ke beberapa sahabat blogger. Salah satu postingan yang menarik diantaranya adalah postingan dari mbak puchsukahujan. Tema tulisannya adalah tentang perpustakaan pribadi. Postingan tersebut akhirnya menginspirasi saya untuk menuliskan tema yang sama di pagi yang cerah ini. Sebuah tema yang menarik untuk ditelaah, tentunya akan saya ambil dari sudut pandang yang sedikit berbeda dibanding tulisannya mbak Puch.

perpustakaan pribadi
st292484.sitekno.com

Beberapa waktu yang lalu, saya bersama istri sempat berkunjung ke seorang kawan yang sedang memiliki hajat syukuran rumah barunya. Ada satu yang menarik perhatian saya dari kondisi rumah yang sekilas tertangkap oleh mata ini. Yaitu sebuah lemari kaca besar gagah berdiri di sisi ruangan. Tertumpuk disitu puluhan buku beraneka ragam mulai dari buku-buku tebal, sampai buku-buku yang memiliki ukuran mini. Semua tertata rapi sehingga membuat saya tak jemu-jemu untuk memandangnya. Sebenarnya saya penasaran juga dengan koleksi buku yang dimiliki oleh teman saya itu.

"Kamu suka baca buku bang?, itu koleksi bukunya banyak banget", tanya saya saat diajaknya berjalan menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat.

"Oh, itu buku-buku istri, saya tidak terlalu suka baca", jawabnya singkat. Terus terang saya cukup kagum dengan banyaknya koleksi buku yang ada di rumah teman saya itu.

Dengan koleksi buku yang sedemikian banyaknya, saya mengira bahwa istri teman saya itu pastilah kutu buku dan suka menulis. Dan benar saja perkiraan saya. Teman saya itupun akhirnya menjelaskan, bahwa istrinya pernah menjadi penulis di sebuah majalah lokal. Subhanallah, langsung mupeng nih ^_^.

"Pupuk iman adalah ilmu, dan gudang ilmu adalah buku", begitulah apa yang saya yakini. Maka dengan melahap buku-buku yang berkualitas, saya berharap ilmu saya bertambah dan pada akhirnya keimanan sayapun ikut bertambah. Kalau saya membaca beberapa sejarah ulama, bagaimana mereka adalah orang-orang yang gila baca dan gila ilmu.

Dengan rujukan utama Al Quran dan Sunnah Nabi, mereka menjadikan baca dan tulis sebagai hobi. Maka tersebutlah sekian banyak nama yang dicatat dalam sejarah Islam dengan tinta emas seperti Ibn ‘Abbas ra, Ath-Thabari, Ibn Katsir, ar-Razi dan seterusnya.

Di jaman modern ini, kita pun mengenal Syaikh Rasyid Ridha, Sayyid Quthb. Di Indonesia pun kita mengenal Buya Hamka. Mereka menjadikan ilmu sebagai tradisi. Saya ingat salah satu dialog dalam film 'Sang Murabbi' ketika itu Ust Rahmat Abdullah sedang membaca buku di teras rumah, kemudian istri beliau dari dalam rumah membawa segelas teh panas.

Kemudian Ust Rahmat mengatakan kepada istrinya "Buku itu gudang ilmu, .. Nay".

Kata-kata beliau ini entah kenapa, masih saya ingat sampai sekarang, meskipun itu hanya dari sebuah film. Entah itu benar asli kata-kata dari beliau atau hanya tambahan skenario film saja. Apapun itu, kata-kata itu telah menjadi sesuatu banget di pikiran saya. Yah, buku adalah gudang ilmu. Siapa yang ingin berilmu, ya salah satu caranya dengan bergumul dengan buku.

Ingin sekali saya memiliki perpustakaan pribadi. Menyimpan semua koleksi buku saya yang terus bertambah. Mengajarkan kepada anak-anak tentang keutamaan membaca dan menulis. Ingin sekali saya membangun sebuah ruangan khusus untuk perpustakaan. Tak harus luas, yang penting nyaman untuk aktifitas baca. Mengundang tetangga dan anak-anaknya untuk datang ke perpustakaan kami, juga gratis untuk meminjamkannya. Muhammad bin Muzahim berkata : 'Awal mula dari keberkahan ilmu adalah dengan meminjamkan buku' ( Kitab Adabul Imlak). Saya ingin memiliki perpustakaan pribadi yang terbuka untuk umum. Mungkin konsepnya seperti 'Rumah Baca Asma Nadia'.

Rumah Baca Asma Nadia

Bismillah, semoga keinginan ini terwujud suatu saat nanti.


Kontrakan Sukaraja, Bandung. 1 Oktober 2012. Semangat membaca, semangat menulis, semangat mengais ilmu.

Sabtu, 15 September 2012

8 Menyambut Bidadari Mungil Kami

Mood saya pagi ini rada-rada berantakan. Setelah sebelumnya dunia Islam digegerkan dengan film yang melecehkan Nabi Muhammad, kini dunia Islam (khususnya di Indonesia) kembali direcoki dengan pemberitaan pendeskreditan program rohis (kerohanian Islam) yang ada di sekolah-sekolah umum yang dilakukan oleh salah satu media TV nasional. Ah sudahlah, saya tidak ingin membahasnya lagi di blog inspirasi ini. Segala uneg-uneg saya sudah tertumpah-ruahkan di media sosial facebook dan twitter. Tapi sebentar kawan, saya coba tarik nafas dulu, menghirupnya dalam-dalam kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Lalu sedikit menyruput kopi hitam yang sudah saya buat tadi pagi dengan metode direbus.

Bisa dibilang, ini adalah saat-saat yang mendebarkan bagi kami berdua. Hari-hari mendekati HPL semakin dekat. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter kandungan, HPL istri saya antara tanggal 16-24 September. Rasa gembira, deg-degan, khawatir dan haru menyelimuti diri kami. Bagi kami, saat-saat ini adalah saat-saat yang berharga setelah lebih dari 3 tahun, akhirnya Allah memberikan amanah janin yang tumbuh di rahim istri saya. Bagi pasangan yang susah memiliki momongan (apalagi yang LDR seperti kami), tentu tahu banget apa yang sedang kami rasakan selama ini. Bukan perkara yang mudah untuk terus berbaik sangka kepada Allah. Selalu ada bisikan-bisikan setan yang akan terus menggelayuti hati. Mencoba menggoyahkan pikiran yang lurus untuk menjadi bengkok tanpa arah.



Mohon doanya yang kawan. Semoga persalinan istri saya lancar dan dimudahkan. Dedeknya sehat, sempurna tak kurang suatu apa. Bundanya juga sehat. Semoga kelak dedek menjadi anak yang sholehah/mujahidah yang berjalan di atas agama ini. Berbakti kepada kedua orang tuanya. Dan tentunya menjadi #anak_rohis ^_^ (sesuai dengan tema hari ini).

Kamis, 13 September 2012

6 Menulis : Bakat Alami dan Kerja Keras, Belajar dari Rock Lee

Hari itu menjadi hari yang sangat menentukan bagi dirinya. Sebuah kesempatan emas yang sudah lama ditunggu itu, akan menjadi ladang pembuktian kepada orang-orang disekitarnya bahwa dia tidak selemah itu. Kerja kerasnya selama ini dalam bermesra dengan keringat bahkan tak jarang juga teriring simbah darah, akan dia pertunjukkan pada hari itu. Di tempat itu dan mulai saat itu, orang-orang akan mulai mengenal siapa dia. Hari itu di desa tempat tinggalnya memang sedang berlangsung sebuah hajatan yang cukup besar. Para petinggi desa beserta jajarannya tengah sibuk dengan persiapan momen besar ini. Semua warga desa begitu antusias menyambutnya. Sebuah agenda tahunan yang diadakan untuk melestarikan satu kebanggaan dari sebuah desa ninja. Yah, kebanggaan akan proses keberlangsungan/regenerasi dari ninja-ninja desa. Dan salah satu anak ingusan (usia 12 tahun) yang ikut dalam ujian seleksi regenerasi ninja level menengah itu bernama Rock Lee.

Sempalan cerita diatas adalah bagian dari cerita yang dibuat oleh seorang Mangaka negeri Sakura bernama Masashi Kishimoto. Tentu teman-teman pasti akan langsung paham cerita apa sih sebenarnya yang saya maksud. Rock Lee adalah salah satu karakter yang ada dalam anime Naruto yang paling menginspirasi bagi saya. Dia bukanlah ninja yang dibekali sebuah bakat genius sejak lahir. Sangat berbeda dengan teman-teman seumurannya yang memiliki bakat turunan dari kedua orang tua mereka. Dari 3 jenis jutsu (jurus) yang musti dikuasai oleh seorang ninja pemula, hanya satu saja yang dia kuasai. Yah, jurus bertarung fisik jarak dekat (taijutsu), itulah satu-satunya jurus yang mampu dikuasainya. Janganlah membandingkannya dengan Naruto yang bisa memanggil kodok raksasa (kuchiyose no jutsu), membuat bola chakra (Rasengan) ataupun menggandakan diri (kage bunshin no jutsu). Rock Lee tidak memiliki kemampuan seperti itu. Meskipun begitu, dia tidak berputus asa dan pantang menyerah untuk meranjut mimpinya untuk menjadi ninja hebat yang akan melindungi desa dan orang-orang yang dicintainya.

rock lee kecil


Melihat beberapa kelemahan yang sangat fatal dari dirinya, banyak orang-orang di sekelilingnya yang menyarankan dia untuk berhenti saja berharap menjadi ninja. Tapi semua itu dijawab Lee dengan berlatih keras. "Takutlah kepada pendekar yang hanya memiliki satu jurus, karena segala potensi dan kerja kerasnya akan dia konsentrasikan pada satu jurus itu". Sebuah kalimat bijak ini cukup koheren dengan apa yang dilakukan oleh Lee. Jika teman-temannya berlatih 5 jam sehari, maka Lee akan berlatih 10 jam. Jika teman-temannya berlatih push-up sebanyak 100 kali, maka Lee akan melakukannya sebanyak 1000 kali. Begitulah Lee. Dia menggantungkan cita-citanya setinggi langit, meskipun harus menggapainya dengan merangkak dengan satu kaki.

Dan jika teman-teman setia mengikuti cerita Naruto dari awal sampai sekarang, maka saya akan bertanya : Siapa diantara teman-teman Naruto yang memiliki pergerakan tubuh paling cepat selain Rock Lee?
"I believe that with hard work and passion, I can surpass a natural genius" -Rock Lee-

Jika teman-teman mau membaca beberapa tulisan perdana saya di blog ini, maka teman-teman mungkin akan tertawa dengan kemampuan menulis saya pada waktu itu. Dalam hal menulis, saya sadar tidak memiliki bakat/talenta sejak lahir. Tapi saya ingin belajar dari Rock Lee. Belajar tentang kerja keras mewujudkan mimpi. Mimpi yang akan tergapai insyaAllah suatu saat nanti. Catat itu ya kawan! ^_^

Minggu, 09 September 2012

9 Ucapan Ulang Tahun

Hari masih sangat pagi, waktu subuh juga belum masuk. Namun ada sebuah sms yang meluncur ke hape saya. Saat itu saya masih belum sadar ada sms masuk ke hape. Baru selepas menunaikan sholat subuh di masjid yang memang terletak tepat di depan rumah kontrakan, saya membuka sms tersebut. Sebenarnya agak mengherankan karena biasanya pagi-pagi begitu jarang banget ada orang yang sms. Oh rupanya sms dari istri :

Aslmu'alaikm. Barakallahu milad mas, smg slalu melalui hari2 dgn usia yg berkah, diridhoi dan dirahmati olh Allah. Mjadi hamba, anak, suami dan abi yang baik. **** u
Hari ini saya ulang tahun. Hiks, jadi ingat kalau pas di rumah ada keponakan yang kalau ulang tahun pasti maunya dirayain. Mengundang tetangga kanan kiri kemudian meniup lilin yang ada diatas kue berbentuk angka yang menunjukkan umur yang berulang tahun. Dulu sewaktu kecil, pernah beberapa kali menghadiri hari perayaan ulang tahun teman. Tapi kebanyakan diantara mereka adalah dari kalangan orang yang berada. Memakai topi yang terbuat dari kertas berbentuk segitiga, kemudian terdapat balon dan hiasan dimana-mana. Dan diacara puncaknya nanti, si anak yang berulang tahun akan meniup lilin dan memotong kue untuk diberikan kepada ayah dan ibunya. Seiring dengan itu, semua hadirin dimohon untuk mendendangkan lagu 'happy birthday'.

Seumur-umur saya hidup, belum pernah sekalipun saya maupun orang tua mengadakan sebuah pesta ulang tahun untuk saya. Sebenarnya bukan masalah biaya pestanya, namun lebih ke esensi ulang tahun itu sendiri. Dalam tradisi di keluarga kami, ulang tahun bukanlah sesuatu yang wah dan perlu dibuat sebuah pesta tiup lilin. Pernah sih dulu dibuat acara makan-makan di keluarga besar, itupun sebenarnya hanya syukuran biasa saja yang kebetulan beberapa hari sebelumnya adalah hari ulang tahun saya. Jadi bisa dibilang, tidak ada pesta ulang tahun khusus untuk saya selama ini dan sayapun tak berharap untuk itu.

kue ulang tahun


Demi demi detik waktu berjalan mengantarkan kita sehasta demi sehasta menuju akhir kehidupan. Mengutip kata-kata orang bijak, ulang tahun bukanlah berarti umur kita yang bertambah, namun sejatinya umur kitalah berkurang. Jatah umur saya sudah ditetapkan oleh Allah di kitab Lauh Mahfudz. Tidak ada seorangpun yang bisa merubah jatah umur saya selain Allah sendiri. Saya hanya bisa berharap umur saya berkah dan memberi manfaat. Khairunnas anfa'uhum linnas.

Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada para sahabat di media sosial seperti facebook yang telah memberikan ucapan ulang tahun. Sebuah secuil kepedulian kecil yang mampu merekahkan senyum saya. Itu artinya masih ada orang-orang yang mengakui keberadaan saya ^_^. Semoga Allah memberikan kebaikan lebih kepada teman-teman semua.

Kamis, 02 Februari 2012

11 Kesabaran Panjang

Hari itu hari sabtu. Hari biasa saja, tidak ada yang spesial. Hanya sebuah rutinitas kegiatan khas hari sabtu yang saya kerjakan. Jalan pagi, bersih-bersih, cuci piring dan berbagai pekerjaan rumah tangga yang lain. Maklum saja, dengan hidup sendiri saya musti belajar untuk hidup mandiri. Meski pada kenyataannya, rumah ini tetap saja seperti kapal pecah, tak sebersih ketika istri sedang liburan menemaniku disini.

Siang itu saya baru saja selesai pulang sholat dhuhur. Rencananya ingin menonton dorama Detective Conan sambil menikmati nyruput kopi cappucino dengan cokelat granule. Tapi tiba-tiba ada sms berdering dari ponsel kecil saya. Rupanya sms dari istri menanyakan kabar dan keadaaan. Tak berapa lama saya segera membalas sms mangabarkan kondisi dan apa yang sedang saya lakukan. Ya gitu deh.. sms khas anak muda yang sedang kena virus. Virus cinta ^_^.

Selesai membalas sms, saya segera menyalakan laptop untuk segera menonton dorama Conan. Sambil menunggu laptop booting, saya ke dapur untuk membuat kopi. Belum sempat saya menyalakan kompor untuk memasak air, tiba-tiba terdengar ringtone hape saya yang ber-soundatrack palestina tercinta, shouhar. Hemm rupanya telepon dari istri.

Istri : "Mas... #%^&*(***&%$#@^&.....".

Suara istri nyaris tidak bisa dipahami, dia menangis sesenggukan. Saya ikut panik. Rasa penasaran, kaget, bingung bercampur menjadi gado-gado kepanikan.

Saya : "Ada apa dek!!?". Saya semakin panik saja.

Istri : "Ibu meninggal mas..., tadi ketika nonton TV trus ingin ke kamar melihat kondisi ibu, namun dia sudah tidak ada, MasyaAllah....". Suara istri saya semakin sesenggukan saja.

Innalillahi wa ina ilaihi roji'un. Ya Allah mudahkanlah jalan beliau ya Allah. Jadikan beliau mendapat tempat terbaik disisi-MU. Dan untuk beberapa saat lamanya saya berusaha menenangkan kesedihan istri saya. Sayapun hari itu juga, langsung memesan tiket kereta untuk pulang ke Magetan malamnya.

Hati saya sejenak kelu, mengingat semangat jihad Ibu dalam kesabaran atas penyakit itu. Bisa dibilang Ini sebuah episode heroik kesabaran panjang dari seorang ibu. Beliau menderita stroke parah sejak istri saya masih kelas 2 SMU. Kalau dihitung mundur lagi sebenarnya serangan stroke pertama ketika istri saya masih duduk di bangku SMP. Sehingga kalau dipikir-pikir sudah 13 tahunan beliau terus berjuang dan berpijak pada kesabaran. Namun sebulan terakhir rupaya fisik beliau sudah tidak mampu lagi menopang. Dan Allahpun memanggilnya.

"Tiada seorang mu'min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya" (HR. Bukhari)".

Semoga Allah menerima seluruh amal sholeh Ibu saya, dan ketabahan dalam menerima penyakit ini menjadi kifarat atas dosa-dosa beliau.


-fifin-
Sebuah pagi di kontrakan Bandung, 2 Februari 2012.

Jumat, 20 Januari 2012

10 Buku Tak Sengaja, Bagian Ketiga

Untuk cerita sebelumnya bisa dibaca di bagian satu dan bagian dua.

Lamat-lamat saya amati buku yang bersampul hitam pekat ini. Ada semacam tulisan yang dibuat melingkar disampul depan. Rasa penasaran pun membuncah. Saya perlu memutar buku ini untuk bisa membaca tulisan melingkar itu. Ada pluralisme, liberalisme, radikalisme, progesit dan lain-lain. Bahasa-bahasa yang menurut saya cukup sensitif. Apalagi di negeri ini, bakal selalu menjadi perdebatan tiada ujung.

Terus terang saya pernah melihat buku ini dijual di beberapa tempat. Bahkan ketika buku ini akan lahirpun, saya mengikuti awal kisahnya. Buku ini berjudul 'Islam Liberal 101' karya Akmal Sjafril. Buku yang sangat elegan dan menarik. Dibagian belakang buku terdapat cuplikan komentar dari dua tokoh keren yang cukup saya kagumi. Ahmad Sarwat, Lc dan Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc. Wah, rasanya ingin sekali saya bawa pulang buku ini tanpa membayarnya. -Lho.. pencurian donk!!-. Akankah untuk buku yang satu ini, saya akan membelinya? -tetep sambil lirik dompet-


Sudah lama saya mengikuti pemikiran seorang Akmal Sjafril, bahkan sebelum dia menulis buku ini. Tulisannya runtut dan selalu berbobot. Suatu ketika (entah dalam keperluan apa), pertama kalinya saya mampir ke blog Akmal. Sejak pertama kali membaca tulisan di blognya, saya langsung berpikir "Ini orang cerdas dan berani!!". Makanya meskipun saya bukan termasuk penghuni multiply (meski punya akun), saya terus setia mengikuti tulisan-tulisannya. Istilahnya kerennya sebagai silent reader atau kata salah satu teman blogger menyebutnya silent admirer.

Saya : "Pak, kalau yang ini berapa?".
Bapak Penjual : "Itu ** ribu, diskon menjadi 35 ribu".

Subhanallah, murah sekali. Jadi ingat beberapa waktu yang lalu di page FB Malami Bookstore (punya bang Akmal), buku hebat ini dijual 50 ribu (belum termasuk ongkos kirim). Kalau untuk keperluan wakaf / hibah ke pesantren / sekolah dapat diskon menjadi 25 ribu. Itupun minimal harus beli empat biji. Nah ini satu buah untuk keperluan pribadi dibandrol cuma 35 ribu. Semoga barakah jualannya ya pak!.

Tanpa berpikir panjang lagi akhirnya saya bersepakat dengan penjual untuk membeli buku ini. Untuk review buku ini akan saya posting nanti jika sudah selesai membacanya.

Matahari semakin naik dan udara saya rasakan semakin panas. Pohon-pohon rindang yang menjulang tinggi di sepanjang jalan Gelap Nyawang ini sedikit memberi udara segar. Saya kembali melirik ke jam tangan, pukul 10.05 WIB. Saya harus segera ke tempat potong rambut. Estimasi saya dua jam masih cukup waktu sebelum waktu dhuhur menjelang.

Sayapun segera beranjak menuju tempat potong rambut yang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Tentu saja sambil menenteng buku baru. Entah kenapa setiap membeli buku baru, hati ini selalu berdesir gembira. Benar-benar sebuah buku yang tidak sengaja, karena awalnya memang tidak sengaja mampir ke toko ini.

Tamat / Selesai / End.


-fifin-
Kontrakan, 20 Januari 2012.
Di sebuah pagi sambil menyeruput teh lemon hangat.

Minggu, 15 Januari 2012

12 Menulis Sastra

Terkadang saya iri. (Ups.. jangan berpikiran negatif, insyaAllah ini iri yang diperbolehkan). Iri kepada mereka yang bisa menulis di blog setiap hari. Jangan salah, dalam satu hari mereka bisa mengeluarkan bisa sampai dua tulisan. Ini hebat. Aku berpikir, kok bisa ya?. Bagiku, menulis dalam tempo dua hari sekali saja sudah merupakan prestasi. Bahkan jika sedang malas, dalam sebulan saya hanya sekali saja menerbitkan tulisan. Dan ini payah.

Sedikit rahasia saja (-lah rahasia kok diumumkan ^_^-), bagiku menulis di blog bukanlah hanya sekedar hobi saja, tapi lebih kepada curahan perasaan yang ketika kita menuliskan uneg-uneg yang ada di kepala, pikiran menjadi terasa nyaman. Mungkin saya sedikit berbeda tidak seperti teman-teman yang menulis hanya untuk sekedar berbagi. Saya memiliki misi besar. Menulis di blog ini saya anggap sebagai ajang latihan. Yup.. latihan untuk mencari gaya tulisan saya. Sehingga bisa menerbitkan sendiri sebuah buku suatu saat nanti (sepertinya sih novel, kalau buku motivasi kagak mampu lah.. ^_^). Itulah misi saya menulis di blog ini.

Adalah bang Jonru, seorang penulis terkenal di negeri ini berkenan membagi sedikit ilmunya tentang kepenulisan. Untuk menjadi penulis yang hebat maka setidaknya ada tiga tahap yang harus dilakukan oleh seorang pemula. Pertama yaitu sering-seringlah menulis (menulis apa saja), kedua sering-seringlah membaca, dan yang ketiga adalah ikuti pelatihan kepenulisan. Untuk poin ketiga sebenarnya hanyalah pelengkap saja. Ini untuk semakin mengasah kemampuan menulis. Sedangkan dua yang pertama, ini wajib dilakukan bagi mereka yang punya impian menjadi penulis hebat.

Nah berbicara mengenai kegiatan menulis, maka tak akan lepas dengan waktu kegiatan itu dilakukan. Bagiku menulis itu ada waktunya. Tidak semua waktu bisa saya gunakan untuk menulis. Jika salah mengambil waktu, maka ide-ide itu tidak akan keluar. Kalaupun bisa keluar, maka tidak akan bisa lancar dan bisa berujung kepada keputusasaan. Maka saya harus mencari waktu yang mustajab untuk bisa menyalurkan ide-ide itu. Saya selalu yakin bahwa ide itu ada dan tersembunyi, diperlukan katalis waktu untuk memanggilnya.

Bagi pekerja kantoran seperti saya, tidak banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk menulis. Pergi pagi pukul 08.30 WIB dan pulang selepas maghrib, praktis membuat waktu menulis bagi saya menjadi sempit. Maka waktu menulis di pagi hari selepas sholat subuh menjadi konsekuensi logis. Jangan tanya kenapa tidak menulis selepas pulang kantor. Jawabannya cukup satu kata saja, capek ^_^.

Dan tidak semua waktu seusai sholat subuh bisa saya pergunakan untuk menulis. Pekerjaan seperti mencuci baju, mengepel dan membersihkan rumah juga tidak bisa saya tinggalkan begitu saja bukan?. Belum lagi kalau saya sedang keranjingan membaca novel. Hadeuh...!! Bisa dengan sangat mudah ditebak, menulis menjadi anak tiri yang terlupa.

Kalau kita berbicara mengenai aktifitas membaca dan menulis, maka tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya sastra. Saya memang bukanlah alumni pendidikan sastra, tapi saya mulai menyukai sastra beberapa tahun belakangan ini. Entah sejak kapan mulainya, saya akhirnya menjadi penikmat sastra. Menyukai kalimat-kalimat indah yang bermakna dalam.

Ah.. jadi teringat kisah ketika masuknya Umar Bin Khattab ra kedalam Islam. Umar yang dikenal bangsa arab sebagai salah satu simbol kekuatan kota Mekkah ini sangat menyukai sastra. Dan dia masuk ke dalam Islam setelah mendengar indahnya surat Thoha yang dibacakan oleh adiknya sendiri (Fatimah).

Maa anzalnaa 'alaikal Qur'aana litasyqoo. Illaa tadzkirotal limay yakhsyaa. Tanziilam mimman kholaqol ardho wassamaawaatil 'ulaa. Arrohmaanu 'alal 'arsyistawaa.

"Kami tidak menurunkan kepadamu Al Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah. Melainkan sebagai peringatan bagi mereka yang takut (kepada Allah). Diturunkan dari (Allah) yang telah menciptakan bumi dan langit. Dia lah Yang Maha Pengasih yang bersemayam di atas 'arsy. (Thaha: 2-5)."

Mendengar dan membaca kisah ini semakin menguatkan saya bahwa sastra itu menyimpan sesuatu yang ajaib dan unik. Membaca dan menuliskannya membuatku kuat dan lembut.

"Ajarkanlah anak-anakmu sastra, karena sesungguhnya sastra itu menguatkan sekaligus melembutkan hati" (Umar bin Khattab)”

Rabu, 21 Desember 2011

17 Hari Ibu

Besok, tanggal 22 Desember biasa diperingati sebagai hari Ibu. Ah.. tapi aku tidak bersepakat dengan itu. Bagiku, tiap hari adalah hari ibu. Jujur sebenarnya aku juga masih belum mengerti kenapa dipilih tanggal 22 Desember sebagai hari hebat ini. Apa alasannya? ada peristiwa besarkah di tanggal itu? ada yang tahu sejarahnya?

Yah.. sekali lagi bagiku setiap hari adalah hari Ibu. Karena tentu doa setiap hari ketika akhir sholat kita yang akan mengingatkan betapa besar kasih sayang ibu. Ibu memang spesial, lebih spesial dibandingkan bapak. Pengorbanannya juga jauh lebih besar. Ah.. apa diri ini sanggup membayar seluruh jasa-jasanya hingga kini aku hanya bisa melihat goret kulit wajahnya yang sudah mulai merenta.

Hari itu, aku ingat, aku punya kesempatan untuk sedikit bermanja dengan Ibuku. Dan ketika menuliskan ini, kurasakan bibir ini sedang tersenyum. Ah.. I love u mom. Hari itu sudah sore, waktu untuk kembali lagi ke kota Bandung setelah kurang lebih 3 malam berada di kota kelahiran. Hujan rintik-rintik membuat jalanan menuju stasiun basah dan licin. Terdengar sesekali suara petir menggelegar. Biasanya kalau tidak hujan maka istri yang akan mengantar yang tentu saja wajib ditambah dengan deraian hujan lokal di pipinya. Namun karena sedang sakit, akhirnya bapak dan ibu menawarkan mengantarkanku ke stasiun dengan mobil.

Tepat pukul 19.30 WIB selepas sholat isya' terdengar suara deru mobil di depan rumah pertanda bapak dan ibu sudah sampai di rumah mertua. Aku dan istri segera mengambil beberapa perlengkapan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Belum sempat aku keluar dari kamar, ibu sudah berdiri didepan kamarku diantar oleh mertua.

"Lho, katanya yuli sakit?" , ibu bertanya sambil tersenyum.

"Sudah agak baikan bu, namun sepertinya tidak bisa ikut mengantar mas ke stasiun", jawab istri.

Setelah beberapa menit basa-basi kami bertiga (aku, bapak dan ibu) berpamitan dan lekas menuju mobil untuk segera berangkat menuju stasiun. Semoga di jalan lancar dan tidak terlambat, bismillah..

Mobil mulai bergerak meninggalkan rumah istri menjejakkan roda menyusuri jalanan basah yang terkena air hujan. Sesekali aku menengok ke luar kaca mobil, suasana pedesaan yang sepi. Terlihat siluet cahaya lampu penerangan desa yang menemani laju mobil kami. Ibu yang ketika itu duduk di depan bersama bapak sesekali mengobrolkan.. ah entah apa yang mereka bicarakan waktu itu, aku sudah terkapar membaringkan badanku yang cukup letih ketika itu. Letih karena harus mengurusi istri tercinta yang seharian sakit, muntah-muntah dan lemas.

Beberapa menit mobil terus melaju pelan tapi pasti ke stasiun. Kami akhirnya sampai juga ke stasiun 30 menit lebih awal dari jadwal keberangkatan kereta.

"Mau dibelikan teh panas sama jadah anget.. le..?", ibu bertanya pelan kearahku yang masih duduk mencoba mengembalikan kesadaran setelah sepanjang perjalanan tertidur. (*Jadah adalah sejenis makanan / kue yang terbuat dari beras ketan yang biasa digunakan sebagai oleh-oleh ketika acara mantu / pernikahan di Jawa).

Aku mengangguk pelan menandakan setuju.

"Biar aku saja yang membelikan", bapak menawarkan diri untuk membelikan makanan kecil tadi. Ketika sosoknya bapak sudah menghilang mencari jadah anget dan teh panas, ibu keluar dari tempat duduk depan kemudian masuk lagi ke tempat tengah mobil dimana aku sedang duduk letih disitu.

"Kamu tidur lagi aja le, jam kereta berangkat masih setengah jam lagi", Ibu yang sudah duduk di sebelahku menawarkan diri untuk tempat bersandar kepalaku. Aku yang masih tak kuasa menahan kantuk sudah tentu 100% setuju dengan tawaran itu langsung saja ..bleg... kepala ini sudah jatuh di pangkuan ibu. Ah nyaman sekali, aku seperti anak usia SD yang sedang bermanja dengan ibunya. Ibu juga sesekali membelai rambutku sambil ketawa kecil bercerita tentang keponakanku yang sudah mulai bandel.

Ah.. ibu.. kau sangat menyayangiku, dan akupun sangat menyayangimu.

Jadi ingat apa yang aku baca di novel serial Anak-anak Mamak karya Tere Liye :
"Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian"

Kamis, 24 November 2011

17 Risalah Meja Kerja

Sudah 3 tahun lebih saya mencari sesuap nasi di Bandung. Bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan desain chipset bertaraf menuju internasional insyaAllah ^_^. Saya ditempatkan di divisi Modeling (bukan model iklan lho!) dengan tugas mendesain seluruh sistem dari hulu sampai hilir pada level physical berdasarkan standard IEEE.

Tahun pertama saya memulai karir di lab IC design dibawah supervisi Dr. Trio Adiono yang berlokasi di PAU (Pusat Antar Universitas) di ITB. Bekerja di lingkungan kampus membuat saya serasa muda kembali. Sering bertemu dan berinteraksi dengan beberapa rekan yang sedang melaksanakan kerja praktek menjadi pengalaman yang menarik bagi saya.

Berkecimpung di dunia desain chipset, mau tidak mau saya harus bergumul dengan berbagai bahasa pemrogaman. Mulai dari matlab, octave, C, C++, shell script, dan python. Pada kesempatan kali ini saya ingin menunjukkan bagaimana kondisi meja kerja saya. Karena mungkin kondisi meja kerja itu bisa menunjukkan kerpribadian seseorang.


Menginjak tahun kedua saya memutuskan untuk pindah ke XIRKA. Dan berikut kondisi meja kerja saya sampai sekarang.


Apa pendapat anda tentang diri saya hanya dengan melihat meja kerja?

*Kuis : pada kedua gambar diatas, benda apakah yang sama?
clue : setidaknya ada 2 benda yang sama. Bukan jenis bendanya yang sama, tapi benda yang memang benar-benar sama.
 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates