Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Jumat, 26 April 2013

9 Kisah Muda-mudi Sego Pecel

Aku menggerak-gerakkan tubuhku yang rasanya kaku dan kelu. Sungguh membiarkan tubuh tidur di kereta dengan posisi yang tidak proporsional, telah membuat ngilu beberapa persendian tulang di tubuhku. Tanpa memerdulikan rasa kelu-nya lagi, mataku mulai mengerjap-ngerjap. Satu mata berhasil terbuka sempurna, namun mata sepasangnya tak mampu membuka sempurna. Kalau kau melihat wajahku waktu itu, aku bisa menolelir kenapa tiba-tiba kau menyapaku sambil berteriak heboh... bang Jaja Miharja!!

Aku mengangkat tangan kiriku, memandangi jam tangan yang ada di pergelangannya, aah.. rupanya sudah jam 4 subuh. Akupun memaksakan beranjak dari tempat dudukku. Segera ke toilet kereta untuk mengambil air wudlu dan menunaikan sholat subuh. Biasanya untuk memastikan ketepatan waktu sholat, aku mengambil hape kemudian membaca waktu sholat melalui situs di internet khusus untuk waktu Madiun dan sekitarnya.

Sego Pecel


Ada sesuatu yang selalu saja menarik jika aku menyempatkan pulang ke kampung halaman. Yakni menikmati sarapan nasi pecel madiun. Nasi pecel atau sego pecel memang telah menjadi trendmark bagi kota Madiun. Setiap pulang ke kampung, aku selalu menyempatkan untuk berhenti di warung sego pecel kesukaanku.

Setelah istriku hamil sekitar setahun yang lalu, dia tidak bisa menjemputku di stasiun. Sekarang selalu orang tua yang menjemputku. Ada kisah yang sangat menarik terkait pembicaraan mengenai sarapan sego pecel ini. Jadi dulu sebelum istri hamil anak pertama, setiap subuh hari, istri sudah bersiap untuk menjemputku di stasiun. Berteman dengan udara dingin di subuh hari, dia menerobos kabut udara yang masih tebal di jalan. Ini semua dilakukan demi segera bertemu dengan suami tercintanya.

Selepas menjemputku di stasiun, biasanya saya mengajak istri untuk menikmati sarapan nasi pecel di sebuah warung sederhana yang berlokasi di tepian alun-alun kota Madiun. Meski hanya sebuah warung yang sederhana, namun kualitas sego pecelnya sungguh nomor wahid. Tampilan luar dari warung sego pecel itu tampak minimalis. Berupa sebuah gerobak dorong dengan ditambah beberapa kursi untuk tempat pembeli menyantap makanan. Sering juga disediakan sebuah tikar bagi pelanggan yang ingin menikmati sarapan pecel sambil lesehan.

Sambil menikmati hawa dingin subuh pusat kota brem ini, kami segera memesan sego pecel beserta lauk pauknya. Tak lupa segelas teh panas sudah siap terhidang. Ada kejadian unik yang kami cermati ketika menikmati sarapan nasi pecel disini. Tanpa ada kesepakatan, seringkali kami bertemu dengan pasangan muda-mudi yang ikut menyantap nasi pecel di waktu subuh seperti ini. Awalnya kami tidak curiga sedikitpun dengan pasangan yang seringkali terlihat asyik bercanda satu sama lain. Kesimpulan awal kami cuma satu, mereka adalah suami istri.

Sambil membincang tentang sesuatu hal, kami menikmati sego pecel yang dihidangkan dengan bungkus daun pincuk, membuat rasanya sungguh maknyus. Tak perlu menunggu waktu lama, nasi istimewa ini langsung saja raib. Kami tak langsung pulang, beberapa saat kami masih membincang tentang beberapa hal sambil menikmati segelas teh hangat. Semilir angin dingin membuat aku harus sering-sering bersedekap dan menghangatkan dengan jaket. 

Sesekali kusapu pandangan ke arah muda-mudi yang ikut sarapan bersama kami. Terlihat mereka sudah selesai menyantap makanan dan siap untuk pulang. Namun, setelah beberapa detik kemudian, kami tak mampu menahan tawa menggelitik di hati kami. Ternyata muda-mudi ini pulang sendiri-sendiri membawa motornya masing-masing.

Jaman sekarang, pacaran tak mengenal waktu. Subuh haripun digunakan untuk berpacaran. Lucunya, kami bertemu muda-mudi ini tak hanya sekali. Berulang kami seperti itu. Dan seperti biasa, selesai menyantap sego pecel, mereka pulang membawa motor masing-masing. ^_^

sego pecel pincuk


Related Post



9 komentar:

  1. mantap, bung fiffin tepat sekali sholat shubuhnya. Jadi malu klo liat sendiri, sholat shubuhnya sering ketinggalan.

    tentang pecel ini, itu juga salah satu makanan favorit saya. biasanya pecel selalu ada parutan kelapa,tempe dan keripik. dulu klo di cisitu setiap minggu/sabtu sarapan pecel di warung atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidurnya jangan malam-malam put. Pasti bisa insyaAllah. Jam 10 malam maksimal harus segera tidur.

      Pecel emang maknyus..

      Klo makam di bebek sangkuriang, itu hari apa put?

      Hapus
    2. Hari jumat biasanya. malam mingguan kkk...

      Hapus
    3. trus ditemani suara radio jadul itu.

      Hapus
  2. masih mending klopulangnya sendiri-sendiri,
    lah kalau boncengan malah lebih parah pak
    apalagi statusnya masih pada lajang tuh
    heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah.. itu. Awalnya ane anggap mereka berdua suami istri. Masalahnya umurnya juga lebih tua daripada kami. Jadi khusnudzon, mereka suami istri. Nah baru tahu setelah makan dan pulang. Kok make motor sendiri-sendiri ^_^

      Hapus
  3. pesen kalau berjumpa lagi di warung itu dengan muda-mudi tersebut tanyakan kok putranya tidak di ajak!?

    BalasHapus
    Balasan
    1. he he... udah ga pernah kesitu lagi. Soalnya punya langganan yang lain :)

      Hemm jadi kangen makan di warung pecel itu lagi ^_^

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates