Hari itu hari sabtu. Hari biasa saja, tidak ada yang spesial. Hanya sebuah rutinitas kegiatan khas hari sabtu yang saya kerjakan. Jalan pagi, bersih-bersih, cuci piring dan berbagai pekerjaan rumah tangga yang lain. Maklum saja, dengan hidup sendiri saya musti belajar untuk hidup mandiri. Meski pada kenyataannya, rumah ini tetap saja seperti kapal pecah, tak sebersih ketika istri sedang liburan menemaniku disini.
Siang itu saya baru saja selesai pulang sholat dhuhur. Rencananya ingin menonton dorama Detective Conan sambil menikmati nyruput kopi cappucino dengan cokelat granule. Tapi tiba-tiba ada sms berdering dari ponsel kecil saya. Rupanya sms dari istri menanyakan kabar dan keadaaan. Tak berapa lama saya segera membalas sms mangabarkan kondisi dan apa yang sedang saya lakukan. Ya gitu deh.. sms khas anak muda yang sedang kena virus. Virus cinta ^_^.
Selesai membalas sms, saya segera menyalakan laptop untuk segera menonton dorama Conan. Sambil menunggu laptop booting, saya ke dapur untuk membuat kopi. Belum sempat saya menyalakan kompor untuk memasak air, tiba-tiba terdengar ringtone hape saya yang ber-soundatrack palestina tercinta, shouhar. Hemm rupanya telepon dari istri.
Istri : "Mas... #%^&*(***&%$#@^&.....".
Suara istri nyaris tidak bisa dipahami, dia menangis sesenggukan. Saya ikut panik. Rasa penasaran, kaget, bingung bercampur menjadi gado-gado kepanikan.
Saya : "Ada apa dek!!?". Saya semakin panik saja.
Istri : "Ibu meninggal mas..., tadi ketika nonton TV trus ingin ke kamar melihat kondisi ibu, namun dia sudah tidak ada, MasyaAllah....". Suara istri saya semakin sesenggukan saja.
Innalillahi wa ina ilaihi roji'un. Ya Allah mudahkanlah jalan beliau ya Allah. Jadikan beliau mendapat tempat terbaik disisi-MU. Dan untuk beberapa saat lamanya saya berusaha menenangkan kesedihan istri saya. Sayapun hari itu juga, langsung memesan tiket kereta untuk pulang ke Magetan malamnya.
Hati saya sejenak kelu, mengingat semangat jihad Ibu dalam kesabaran atas penyakit itu. Bisa dibilang Ini sebuah episode heroik kesabaran panjang dari seorang ibu. Beliau menderita stroke parah sejak istri saya masih kelas 2 SMU. Kalau dihitung mundur lagi sebenarnya serangan stroke pertama ketika istri saya masih duduk di bangku SMP. Sehingga kalau dipikir-pikir sudah 13 tahunan beliau terus berjuang dan berpijak pada kesabaran. Namun sebulan terakhir rupaya fisik beliau sudah tidak mampu lagi menopang. Dan Allahpun memanggilnya.
Semoga Allah menerima seluruh amal sholeh Ibu saya, dan ketabahan dalam menerima penyakit ini menjadi kifarat atas dosa-dosa beliau.
-fifin-
Sebuah pagi di kontrakan Bandung, 2 Februari 2012.
Siang itu saya baru saja selesai pulang sholat dhuhur. Rencananya ingin menonton dorama Detective Conan sambil menikmati nyruput kopi cappucino dengan cokelat granule. Tapi tiba-tiba ada sms berdering dari ponsel kecil saya. Rupanya sms dari istri menanyakan kabar dan keadaaan. Tak berapa lama saya segera membalas sms mangabarkan kondisi dan apa yang sedang saya lakukan. Ya gitu deh.. sms khas anak muda yang sedang kena virus. Virus cinta ^_^.
Selesai membalas sms, saya segera menyalakan laptop untuk segera menonton dorama Conan. Sambil menunggu laptop booting, saya ke dapur untuk membuat kopi. Belum sempat saya menyalakan kompor untuk memasak air, tiba-tiba terdengar ringtone hape saya yang ber-soundatrack palestina tercinta, shouhar. Hemm rupanya telepon dari istri.
Istri : "Mas... #%^&*(***&%$#@^&.....".
Suara istri nyaris tidak bisa dipahami, dia menangis sesenggukan. Saya ikut panik. Rasa penasaran, kaget, bingung bercampur menjadi gado-gado kepanikan.
Saya : "Ada apa dek!!?". Saya semakin panik saja.
Istri : "Ibu meninggal mas..., tadi ketika nonton TV trus ingin ke kamar melihat kondisi ibu, namun dia sudah tidak ada, MasyaAllah....". Suara istri saya semakin sesenggukan saja.
Innalillahi wa ina ilaihi roji'un. Ya Allah mudahkanlah jalan beliau ya Allah. Jadikan beliau mendapat tempat terbaik disisi-MU. Dan untuk beberapa saat lamanya saya berusaha menenangkan kesedihan istri saya. Sayapun hari itu juga, langsung memesan tiket kereta untuk pulang ke Magetan malamnya.
Hati saya sejenak kelu, mengingat semangat jihad Ibu dalam kesabaran atas penyakit itu. Bisa dibilang Ini sebuah episode heroik kesabaran panjang dari seorang ibu. Beliau menderita stroke parah sejak istri saya masih kelas 2 SMU. Kalau dihitung mundur lagi sebenarnya serangan stroke pertama ketika istri saya masih duduk di bangku SMP. Sehingga kalau dipikir-pikir sudah 13 tahunan beliau terus berjuang dan berpijak pada kesabaran. Namun sebulan terakhir rupaya fisik beliau sudah tidak mampu lagi menopang. Dan Allahpun memanggilnya.
"Tiada seorang mu'min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya" (HR. Bukhari)".
Semoga Allah menerima seluruh amal sholeh Ibu saya, dan ketabahan dalam menerima penyakit ini menjadi kifarat atas dosa-dosa beliau.
-fifin-
Sebuah pagi di kontrakan Bandung, 2 Februari 2012.
Amiin yaa Rabbal'Alamiin..turut berduka cita mas..
BalasHapusSubhanaAllah...sungguh kesabaran yang panjang, bukan cuma ibu yang sabar, tapi juga mbak yuli dan keluarga..
Amiin. Makasih ris.
Hapusyup.., Di mata saya kesabaran yang dek yuli, kakak dan bapak lakukan dalam merawat ibu sungguh luar biasa.
Turut berduka cita fin, semoga mbak yuli dan keluarga diberikan kesabaran. Amiin.
BalasHapussuatu kesabaran dan ketabahan yang panjang. semoga dengan sakit nya seorang ibunya mbak yuli, menjadi kifarat dan menjadi bekal amal di akhirat nanti.
amiin ya Rabb. Makasih put.
HapusSetiap nyawa akan berpulang, yang penting adalah mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Karena sebaik-baik nasihat adalah mengingat mati. Kematian akan pasti menimpa saya, kamu dan kita semua. Harus segera menyiapkan bekal yang banyak..
trut berduka cita mas..
BalasHapussmga beliau ditempat disisi_Nya.amiiin..
terima kasih mbak yourha..
Hapusamin ya Rabb.
Terima kasih, sdh dituliskan di sini mas. Saya blm sanggup menuliskan. Terima kasih jg utk semua, atas doa dan dukungannya.
BalasHapusSemua ujian ini adalah tempaan kesabaran. Karena beliau jg sangat sabar menerima ujian sakit, dan berusaha tdk bnyk merepotkn.
Dlm diam dan keterbatasan beliau, senantiasa ada doa utk anak2nya.
Love u Mom :)
amiin ya Rabb
HapusInnalillahi wainnailaihi roji'un..,
BalasHapusTurut berbela sungkawa Mas...
Salam untuk istrinya ya Mas, lagi pisah kota ya? Kami sekeluarga juga suka shouhar.
Salam kenal juga ^^
terima kasih mbak Yunda.
Hapusiya nih masih pisah kota. Semoga segera dipersatukan ^_^.
Nasyid shouhar memang kereen..
turut berbela sungkawa pak fifin
BalasHapussemoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya
dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta ketabahan
salam buat istrinya ya Pak :D