Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Sabtu, 28 Januari 2012

15 Cuek

Wow.. ternyata tidak terasa sudah hampir empat hari saya tidak mengurusi blog ini. Sudah terlihat banyak sarang laba-laba disini. Sudah waktunya untuk membersihkannya dengan ide dan semangat yang menyala. Terus terang beberapa hari ini, waktu luang saya lebih banyak tersita untuk mengurusi blog Al Mageti Foundation (AMF). Sebuah lembaga sosial yang ikut saya rintis bersama teman-teman alumni Magetan. Alhamdulillah setelah semuanya sudah terselesaikan dengan baik, saatnya sekarang kembali ke ranah asal. Kembali ke Coffee Break.

Kali ini saya akan berbincang tentang topik yang ringan-ringan saja. Saya ingin berbicara tentang rasa cuek. Kata ini seringkali diartikan dengan sikap 'masa bodoh' atau 'tidak acuh'. Beberapa orang bahkan sering menyamakannya dengan sifat sombong. Namun itu semua tidak serta merta terkait langsung dan sama artinya dengan sifat cuek. Perlu dilihat juga kondisi dan situasi dari orang-orang yang melakukannya.

Suatu ketika saya pernah tiba-tiba ditelepon oleh seseorang dengan menggunakan nomor yang tidak dikenal. Singkat kata orang itu mengaku dari sebuah bank swasta terkenal di negeri ini. Dia kemudian menawarkan sebuah program asuransi kesehatan kepada saya dengan bahasa yang cukup formal. Sejak awal, sebenarnya saya memang tidak tertarik dengan apa yang dia tawarkan. Bukannya apa-apa, ini lebih karena saya sudah terikat asuransi kesehatan yang telah diurusi sepenuhnya oleh perusahaan tempat saya bekerja. Namun untuk menghargai tawaran yang dia berikan, saya terus saja mendengarkan semua yang dia katakan. Sesekali saya menjawab pertanyaan yang dia sampaikan. Sampai akhirnya setelah dia mengatakan apa yang seharusnya disampaikan, saya mengutarakan penolakan saya dengan alasan tertentu. Meski saya sudah menolak, namun ternyata dia terlihat ngotot memberikan penawaran lain. Sampai akhirnya (karena sudah kesal) saya mengatakan tidak untuk tawaran apapun. Huh.. seharusnya saya mengucapkan kata 'tidak' sejak dari awal, daripada berakhir dengan debat seperti ini. Harus saya akui, saya tidak bisa cuek begitu saja.

Ternyata tawaran asuransi ini sempat juga dialami oleh istri saya di rumah. Beberapa orang yang memperkenalkan diri sebagai karyawan sebuah Bank Swasta menawarkan program asuransi kepada istri saya. Jelas istri saya pasti akan menolaknya karena sudah ikut asuransi (ASKES). Namun namanya orang jawa sedikit banyak punya yang namanya rasa unggah-ungguh, sehingga istri saya perlu berbasa basi dulu untuk menolaknya. Dengan halus dia mengatakan tidak bisa menjawabnya sekarang karena perlu ijin dari suami terlebih dahulu. Keesokan harinya baru dengan tegas istri saya bisa menyatakan penolakannya. Istri sayapun ternyata juga tidak bisa cuek ^_^.

Namun lain cerita dengan apa yang terjadi dengan seorang teman saya di kantor. Entah apa yang dia bicarakan dengan seorang penelepon asing. Sejak pertama kali penelepon asing ini memperkenalkan diri dan menawarkan sesuatu, langsung saja dia mengatakan "Maaf, saya tidak tertarik!". Dan ketika si penelepon itu masih saja memberikan tawaran-tawaran lainnya, teman saya itu kembali mengulang kata-kata pamungkasnya dengan ekspresi datar "Maaf, saya tidak tertarik!". Wow.. saya terus terang cukup berdecak kagum dengan kecuekan dan ketegasan teman saya itu. Dia bisa cuek.. bahkan sejak menit pertama ^_^.

Related Post



15 komentar:

  1. kadang emang susah nolak yang begituan.
    tapi kalo saya lagi 'ga mood', dari awal pasti udah saya tolak mentah-mentah..

    dalam hati mungkin saya akan ngebatin, "jangan memperkeruh suasana hati saya deh, mas!" :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya mbak sepertinya saya musti belajar sedikit cuek menghadapi hal-hal semacam ini. Pengennya di kasih hati eh malah ngerogoh rempelo..

      Hapus
  2. biasanya org yg nawarin asuransi itu emg rada ngeyel mas..
    teman saya juga ada ngalami kyak itu. gmn mau bkin asuransi, duit jajan j pas2an..

    BalasHapus
  3. iya mbak memang agak ngeyel. Yaa namanya juga usaha. kerjaan mereka memang begitu.

    BalasHapus
  4. Saya juga termasuk yang belum tegas, pasti didengerin dulu..walo pada akhirnya bilang klo butuh waktu memikirkan..wah, lain kali harus bisa tegas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama kayak saya ris. Tapi kalau ndak ditegasi kadang malah menjengkelkan.

      Hapus
  5. Aku cenderung untuk tegas dr menit pertama krn selain orangnya cuek, jg udah punya pengalaman kemakan ama rayuan telemarketer. Jd sebaiknya sedari awal klo emg ga pny niat membeli produk yg ditawarkan, katakan "Tidak, makasih..." gitu de.....

    ndutyke.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah manteb mbak. Sepertinya butuh trip dan trik mbak tyka nih untuk menghadapi telemarketer he he..

      Hapus
  6. Wehee.. beda budaya kali Mas. Ya mungkin sama kayak yang disampein diatas, "namanya orang jawa sedikit banyak punya yang namanya rasa unggah-ungguh". Sikap seperti itu pastinya ada positif ada negatifnya juga. sekarang tinggal menyesuaikan dengan kondisi aja.
    Kalo aku mah dari dulu emang udah terkesan cuek. kalo gak berminat dengan satu hal pasti udah keliataaaan banget. hihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih,, harus belajar untuk lebih cuek lagi. Khususnya untuk kondisi yang memang perlu sekali dicuekin. Klo ndak segera dicuekin malah ntar bakal nge-bete-in.

      Hapus
  7. cuek is the best lah pokoknya....
    # semboyan gue

    tapi suka bikin orang sakit hati :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha ha... lha cuek semboyannya tapi kenyataannya malah mbak puch ini sering dijadiin curhat. Nah lho.. kok kontradiksi gini yah...

      Hapus
    2. justru itu pak fifin, karena sayanya cuek
      pasti gak bakalan ember ke yang lain
      soalnya mikirnya gini:
      "ah, urusan orang ini. ngapain juga gue urusin?!"

      jadi mereka malah ngerasa aman deh klo cerita ke saya

      # pembelaan diri :D

      Hapus
  8. Biasanya sie saya dengarkan dulu penjelasannya. Kalo ada penawaran macam-macam dan saya tdk brminat, tegas saja saya bilang tidak. Masih ngeyel juga? Wahh, langsung aja saya klik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah pengennya seperti itu mbak, di klik aja. Tapi takutnya malah sering ditelepon jadinya. Hemm dikira signalnya jelek. Padahal kita sendiri kan yang mutusin tuh telefon ha ha...

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates