Meninggalkan Kota Lyss
Hari itu Rabu, 18 Desember 2020 adalah hari terakhir saya berada di kota Lyss. Sebuah kota kecil (atau village) yang berada di negara Switzerland. Training selama 8 hari, ditambah dengan 2 hari libur di akhir pekan pada akhirnya harus usai. Waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru beberapa hari tinggal disana, menikmati keindahan salah satu kota di benua biru. Benar kata orang bijak, bahwa setiap perjalanan itu akan selalu bertemu dengan ujungnya. Training sudah berakhir dan saatnya untuk kembali ke tanah air.
Waktu itu perasaan saya seperti gado-gado, rasa sedih dan senang bercampur aduk menjadi satu. Sedih karena harus meninggalkan kota Lyss dengan segala pesonanya, namun disisi lain ada rasa senang karena akan segera bertemu dengan keluarga tercinta di tanah air.
Jadwal take-off pesawat kami menuju tanah air yaitu pukul 22.00 waktu Zurich. Kami masih memiliki waktu yang cukup banyak di pagi hingga siangnya untuk sedikit mereview materi training dan kemudian berpamitan kepada para trainer yang sudah berbaik hati menjamu kami selama di Lyss. Di sisi lain, rasanya masih banyak yang harus kami gali dari training ini, waktu training 8 hari sangat kurang dengan total materi yang harus kami kuasai. Oke cukup dengan curcol-nya ya, saya lanjutkan ceritanya.
Setelah selesai mereview sedikit materi dari para trainer, kami diberikan hidangan makan siang dengan menu yang istimewa (cerita serunya saya bahas disini). Setelah menyantap hidangan dalam suasana yang hangat, kamipun segera berpamitan kepada mereka setelah terlebih dahulu meminta izin untuk melaksanakan sholat Dhuhur dan Ashar di kantor mereka.
Kevin, salah satu trainer kami disana berbaik hati mengantar kami ke hotel untuk mengambil koper, dan selanjutnya menuju ke stasiun Lyss. Entahlah, perpisahan selalu saja datang bersama dengan kesedihan. Lambaian tangan kami kepada Kevin terselip doa, semoga kami bisa bertemu kembali di kesempatan yang lain.
Dari kota Lyss ke Bandara Internasional Zurich Flughafen, kami menggunakan transportasi kereta. Lama perjalanan sekitar dua jam.
Titipan Keponakan - ‘Salam dari Switzerland’
Saat saya akan berangkat ke Switzerland, salah seorang keponakan meminta untuk dibuatkan sebuah salam yang saat ini cukup viral. Dia meminta dibuatkan salam dari Switzerland dengan background salju atau sesuatu yang menarik dan khas dari negeri Swiss.
Selama saya berada di Lyss sebenarnya saya selalu ingat dengan titipan ini, namun saya belum tergerak untuk segera membuatnya karena saya masih fokus dengan keperluan training. Namun karena hari itu adalah hari terakhir saya di Switzerland, maka mau ndak mau saya harus membuatnya hari itu juga. Maka perjalanan dari Lyss ke Zurich saya manfaatkan untuk membuat salam tersebut.
Saya mengambil kertas dan bolpoin dari dalam tas kemudian menuliskan sebuah kalimat ‘salam dari Switzerland’ kepada keponakan tercinta. Setelah menyusun kalimatnya, saya tinggal menanti momen view terbaik dari balik kaca jendela kereta.
Setelah beberapa lama menanti, inilah momen terbaik itu.
Salam dari Switzerland |
Dari balik kaca jendela terlihat
sebuah rangkaian kereta khas Switzerland sedang melintas dengan kecepatan
sedang. Tentu momen tersebut menjadi sangat unik dan khas, karena tidak akan
ditemui di negara lain apalagi di Indonesia.
Tak puas dengan momen saat berada di
dalam kereta, saya mencari momen lainnya lagi saat tiba di bandara Zurich.
Tepat di pelataran bandara Zurich kami duduk-duduk sambil menikmati pemandangan
sekitar. Di pelataran bandara terlihat banyak orang hilir mudik. Terlihat juga
terminal bus dan Tram disini.
Dan berikut ini jepretan
foto-fotonya.
Terminal Bus di Pelataran Bandara Zurich |
Halte Tram di Pelataran Bandara Zurich |
Moda transportasi di Switzerland
memang terkenal dengan well connected
nya. Semua moda transportasi sudah terintegrasi. Di bandara, dengan mudah kami
menemukan kereta, Tram, dan juga bus. Letak stasiun juga berdekatan dengan
Terminal bus. Ingin kemana-mana begitu mudah. Semoga transportasi di tanah air
semakin diperbaiki dan meniru konsep di eropa dengan well connected-nya.
Cara Menggunakan Loker di Bandara Zurich
Mencari Loker di Bandara Zurich Flughafen
Ada 2 tempat loker yang bisa kita
gunakan untuk menyimpan koper di bandara Zurich. Yang pertama adalah loker yang
berada di lantai 1 (L1) yang dikelola oleh otoritas Bandara Zurich Flughafen.
Sedangkan yang kedua adalah loker yang berada di lantai L-1, dimana loker
tersebut dikelola oleh operator kereta terbesar di Swiss yaitu SBB CFF FFS.
Loker inilah yang kami gunakan waktu itu.
Tempat Loker yang dikelola oleh Bandara Zurich Flughafen |
Kami memilih loker SBB dengan
alasan waktu itu kami sekalian akan menggunakan kereta menuju kota Lyss,
sehingga kami memilih penyimpanan koper yang dekat dengan lokasi stasiun.
Lokasi Loker SBB yang berada di lantai L-1 |
Berikut ini
adalah foto dari penampakan loker SBB yang sempat saya abadikan. Dari foto di
bawah ini, terlihat tidak ada seorang pun operator yang membantu kami dalam
penitipan barang, sehingga semua proses dilakukan serba otomatis atau self service. Keren ya.
Penampakan loker-loker SBB di lantai L-1 Bandara Zurich |
Cara Menggunakan Loker
Memahami Cara Mesin Loker Bekerja
Untuk bisa menggunakan loker,
maka sudah seharusnya kita perlu untuk memahami cara mesin loker itu bekerja.
Menurut saya pribadi, sebenarnya cukup mudah untuk memahami dan mengoperasikan
mesin loker ini. Yang diperhatikan adalah bagaimana petunjuk penggunaan yang
ada di layar monitor. Selama kita mematuhi petunjuk penggunaan, insyaAllah kita
akan bisa mengoperasikan loker ini.
Loker SBB dengan berbagai ukuran |
Di masing-masing loker terdapat
sebuah indikator warna yang menunjukkan status dari loker tersebut. Warna merah memiliki arti bahwa loker
sedang digunakan dan kondisinya dalam keadaan locked atau terkunci. Sedangkan warna hijau memiliki arti bahwa loker tersebut tidak sedang
digunakan dan kondisinya pun masih dapat dibuka. Loker dengan indikasi warna
hijau ini yang bisa kita gunakan.
Maksimum waktu yang bisa kita
gunakan untuk loker ini adalah 6 jam. Jadi harus dipastikan sebelum 6 jam, kita
sudah selesai menggunakannya. Saya tidak tahu punishment apa yang akan kita terima jika melebihi waktu yang sudah
ditentukan. Bayangan saya, mungkin saja loker akan otomatis terbuka saat waktu
sudah habis. Nah, bahaya kan?
Pilih Ukuran Loker
Setelah memahami petunjuk
penggunaan, saatnya memilih ukuran loker. Karena masing-masing dari kami saat
itu membawa koper, maka akan lebih efisien jika semua koper itu dimasukkan ke
dalam satu loker saja. Maka, kami memilih ukuran paling besar yaitu XXL.
Loker ukuran XXL yang cukup untuk menyimpan empat koper kami |
Setelah
memasukkan koper ke dalam loker, jangan lupa untuk menutup kembali pintu loker
tersebut. Tujuannya agar saat kita sudah melakukan pembayaran, loker itu dapat
terkunci sempurna.
Lakukan Pembayaran
Setelah memilih ukuran loker,
langkah berikutnya adalah melakukan pembayaran. Saat kita memilih ukuran loker,
maka di layar monitor akan menampilkan jumlah uang yang harus kita bayar. Saat
itu, untuk loker dengan ukuran XXL dikenakan biaya sebesar 12 CHF (atau setara
dengan 190 ribu rupiah). Harga yang
cukup terjangkau untuk menitipkan empat buah koper dengan durasi selama 6 jam.
Proses pembayaran di mesin loker |
Simpan Bukti Pembayaran
Setelah melakukan pembayaran, jangan lupa untuk tetap menyimpan struk bukti pembayaran. Karena di dalam struk tersebut terdapat sebuah kode unik berupa QR Code yang digunakan untuk membuka loker nanti bila sudah selesai menggunakannya.
|
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger