Melesatkan berjuta bulir air laksana mutiara suci
Mendentum lembut ke tanah menuaikan indahnya simfoni
Diujung atap itu, kulihat air menyatu mengalirkan sungai kecil
Kemudian ia jatuh mendentum serupa tabuhan bass mungil
Kesemuanya sukses melahirkan sebuah simfoni
Semakin menambah kesyahduan hati
Disini ..
Diujung jendela kantor ini ..
Untuk sejenak aku merenungi
Kusadari sungguh betapa besar karunia yang Allah beri
Di kaca jendela ini, jidat kutempelkan curi-curi.
Merasai dinginnya, kemudian pada akhirnya meresonansi hati
cieehhh....ternyata di sini juga ada puisi hujan :D
ReplyDeleteini jg karena terinspirasi the petrichor ;-)
Deletehujan,
ReplyDeleteselalu melahirkan puisi...
: )
bener banget mbak etha. hujan seringkali menjadi sumber inspirasi puisi
Deletehujan membawa berkah :)
ReplyDeletemengingatkanku akan sebuah lagu masa kecil tentang hujan :)
Deleteckk... puisinya asiiik :)). ya saya juga dulu merasakan hal yang sama fin pas di kantor itu, pas hujan
ReplyDeletesebuah memory yang indah ya put. Sekali-kali bikin puisi tentang suasana korea put.
Delete