Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Selasa, 10 Januari 2012

12 Tentang Kucing

Banyak sekali saya temui orang yang sangat menyukai kucing. Bagiku sosok hewan mamalia satu ini biasa saja, tidak terlalu benci juga tidak terlalu suka. Biasa saja. Tapi kalau berbicara beberapa tahun silam, saya termasuk penggemar kucing lho. Pecinta kucing tingkat akut malahan. Namun semenjak manise pergi, saya sudah tidak terlalu menyukai hewan yang satu ini. Eh, manise siapa?



Berbicara mengenai hewan mamalia yang satu ini, saya memiliki pengalaman unik, lucu, menggemaskan sekaligus menyedihkan. Tokoh utama dalam cerita ini adalah saya dan kakak perempuan saya. Kalau tidak salah saat itu saya masih kelas 6 SD, sedangkan kakak saya (lebih tua 2 tahun) duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Ketika pulang sekolah kami biasa bermain ke rumah nenek yang berada tak jauh dari tempat kami tinggal. Ternyata tetangga nenek kami sedang memiliki anak kucing yang lucu-lucu.

Warnanya sangat bagus dan menarik. Tubuhnya juga masih sangat bersih. Kami sontak langsung terkesima. Si Ibu pemilik kucing menawarkan kepada kami untuk memeliharanya. Kamipun seragam mengangguk. Maka kamipun segera meminta ijin kepada Ibu untuk memeliharanya di rumah. Sebenarnya Ibu kami tidak menyetujui rencana ini. Beliau terkenal sangat membenci kucing. Tapi karena kami terus merengek-rengek memelas, akhirnya beliau luluh dan membiarkan kami memelihara kucing cantik itu. Yup kami akhirnya memberi nama kucing ini dengan sebutan manise ^_^.

Hari berganti hari, minggu berganti bulan (loh nggak sinkron!). kucing kecil itupun mulai tumbuh dengan perawatan maksimal. Alhasil dia berkembang sesuai ekspektasi kami. Memiliki bulu yang indah, bersih dan dengan penampilan yang ciamik. Tak hanya saya dan kakak yang mencintai kucing ini. Bapakpun diam-diam mulai tertarik dengan si manise ini. Meskipun Ibu tetap saja pada sikap awalnya tak henti meneriaki dan sigap mengambil gagang sapu lidi memukul ke lantai untuk menggertak manise karena telah memakan ikan tongkol yang baru saja dibeli dari pasar.

Kalian tahu dimana manise tidur di malam hari?. kucing ini memiliki tempat tidur yang tidak biasa. Dia tidur bersama kakak saya di kasur yang empuk. Wah enak kali ya kucing ini. Saking terbiasanya, meski tidak disuruhpun ketika waktu tidur sudah menjelang, kucing itu akan melangkah otomatis ke tempat tidur kakak dan langsung saja mlungker (eh ada yang tahu bahasa Indonesianya?) di sebelah kaki kakak saya. Dan anehnya kakak saya nyaman dengan kondisi itu.

Makanannya pun juga tidak biasa, kami sering memberi dia susu, ya tentu supaya manise terpenuhi kebutuhan kalsiumnya. Manise sudah kami anggap bagian dari keluarga kami, kecuali Ibu yang tetap bersikap galak sejak awal dan tak pernah berubah. Hingga pada suatu hari manise menghilang dari rumah. Ini kejadian tidak biasa. Meski siang hari dia sering pergi keluar (untuk bermain) pasti ketika sore menjelang dia akan pulang juga. Dia tahu persis jalan pulang kerumah. Saya dan kakak sangat mencemaskannya. Kemanakah manise pergi? apa dia ndak betah dirumah? apa ada yang menculiknya? -ini agak lebay-

Hari kedua masih sama. Manise juga belum menunjukkan batang hidungnya. Kami masih terus mencari kemana dia pergi. Bertanya kepada tetangga kanan kiri hingga mencari di parit-parit sawah tak jauh dari dusun kami. Hasilnya masih tetap nihil. Pikiran kami semakin liar kemana-mana.

Hingga akhirnya kabar burukpun datang di hari ketiga proses pencarian si manise. Adalah bapak yang sudah menemukan mayat manise yang mengapung di sumur tetangga. Sepertinya saat itu manise sedang asik melompat-lompat kesana kemari termasuk melompati sumur itu. Tapi hari itu hari naas baginya, ia malah terjatuh dan mati. Saya sangat sedih mendengar hal itu, apalagi kakak yang sampe menangis kucing kesayangannya mati. Kakak meminta bapak menguburkan manise tepat di depan rumah supaya kita bisa melihat kuburannya manise setiap hari.

Sejak saat itulah, entah kenapa tidak ada kucing yang bisa menggantikan sosok manise di hati kami. Begitu juga bagi kakak saya. Tak ada kucing lagi dirumah kami. Bagi kami kucing seperti hewan-hewan lainnya. Hewan yang biasa saja, tak ada spesialnya lagi.

Related Post



12 komentar:

  1. :(
    saya juga nangis waktu kelinci peliharaan mati dalam perjalanan menuju kampung halaman ..

    # manise ini betina yah?

    BalasHapus
  2. sebegitunya...:)
    sudahkah disholatkan dan dirawat jenazahnya dg baik? (*hehe)

    BalasHapus
  3. @rumahniefha : wah jadi teringat dulu saya waktu kecil juga punya kelinci yang lucu.

    iya manise ini betina.

    @hidayat : ha ha..

    BalasHapus
  4. Kucing itu makhluk yg suka kebersihan. biasanya dia suka menjilat bulunya kan. itu buat membersihkan kuman2 yg menempel di bulunya. Karena suka kebersihan itu, kucing memiliki jumlah bakteri yang sedikit dibanding hewan yg lain.

    BalasHapus
  5. @choirunnangim : he he iya bener mas, emang sudah nasib si manise berakhir seperti itu. Harus diikhlaskan.. *sambil_nangis

    @Ely Meyer : yup betul mbak ely, mlungker itu tidur melengkung.
    emang tragis, sudah meong-meong cuma tidak terdengar karena mungkin si tetangga lagi ke sawah semua. *sambil_nangis_lagi.. T_T

    @iput : wah aku baru tahu put, hemm... pantes hewan ini banyak disayang orang. Cuma bagiku manise itu terakhir.... *nangis_lagi.. T_T

    BalasHapus
  6. kucing saya dulu namanya chaki, bulunya kuning keemasan, cantik (tapi dia kucing jantan)
    mirip kayak manise, sukanya tidur sama saya

    dia lucu banget, suka minum jus melon, klo dibentak sama ibu suka keluar air mata di sudut matanya
    kalau mau duduk di atas pangkuan minta izin dulu (dengan isyarat tentunya)
    dia angkat satu kaki sambil melihat padaku, kalau aku melotot artinya aku gak mau, trus dia turunkan lagi tuh kaki
    kalau saya gak melotot artinya saya gak keberatan, maka ia loncat ke pangkuan saya

    malangnya, dia jga menghilang tanpa jejak (bahkan tak kutemukan mayatnya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah bener-bener, kadang manise itu juga mengerti maksud saya sama kakak. Disuruh kesana jalan, disuruh kesini juga seingatku sih mau. he he..
      semacam ada ikatan jiwa.

      wah jangan-jangan dia diculik mbak?

      Hapus
  7. Melungker,. Apa yaa bahasa indonesianyaa?? *mencoba mengingatingat*

    duuhh,. meninggal di sumur. kasiann :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. he he.. iya mlungker... mungkin tak sadar mbak mae juga melakukannya ^_^
      mlungker memeluk guling..

      Hapus
    2. Hahahha.. iya juga sih ya,. apalagi kalo pas tidur dan dingin. matab dehh :D
      *tapi aku bukan kucing!!!
      *numpang tes komen mas. iya nih baru. whaowww...

      Hapus
  8. wah, jadi mengingatkan sy akan seorang (seekor maksudnya :D) kucing kesayangan sy. namanya pluto, tapi lebih tenar dgn panggilan putau. tidurnya sama di kasur juga, kdg sm sy, kdg sm kakak. hampir semua tetang deket rumah kenal baik dgn putau.
    makanannya sama dgn makanan kita, kadang tempe, kerupuk, ikan, dll. dia paling seneng pas hari raya soalnya ikut pesta daging ayam & kambing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah namanya putau, jangan sampe makanannya juga putau (bisa teler nih kucing he he).

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates